Melirik Batik Aceh yang Kian Menggeliat
Kelahiran Batik ACeh tercatat pada 2008 dan telah menggeliatkan sektor ekonomi kreatif sekaligus membangkitkan kecintaan terhadap produk lokal.
Editor: Mohamad Yoenus
Belakangan karena ingin mengubah nasib, dirinya mencoba peruntungan dengan menerima tawaran dari pihak pemerintah Aceh menggembleng warga lokal untuk membatik.
Begitu juga halnya dengan Iwan yang juga berasal dari lumbung batik, Trusmi Cirebon.
Pasang surut usaha dan dinamika kehidupan anak manusia menyisakan 13 pengrajin dari total 30 pengrajin yang mulanya ditatar.
“Para buruh batik di sini kebanyakan sebelumnya adalah mereka yang bergelut dengan usaha keterampilan juga. Ada yang sudah mencapai kelas pengrajin ada yang masih sebatas buruh karena orientasinya ada yang untuk mencapai kepuasan atau hanya sekedar mendapat upah,” timpal Iwan sembari terkekeh.
Euforia batik telah mencapai puncak klimaksnya tatkala dikokohkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO pada 2009.
Kelegaan dan kebanggaan akan produk dalam negeri yang kemudian mendunia itu itu menyusup bersama rasa memiliki (sense of belonging) dari warganya.
Batik adalah ekspresi budaya sekaligus seni mahakarya Indonesia.
Dari Pulau Jawa ia terlahir, di seantero nusantara ia tumbuh dan berkembang.