Rahasia Pemasaran Disneyland Ditentukan Lewat Ibu-ibu Media Sosial
Dunia Disney tak pernah sepi sebagai destinasi wisata. Ada rahasia di balik keluarga Amerika terdorong datang menghabiskan uangnya di Disneyland.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Wendy Wright adalah bloger yang produktif dan mengaku penggilan Disney. Ia juga seorang ibu yang mengajar dua anaknya di rumahnya di Phoenix, Amerika Serikat.
Kegilaan Wright terhadap Disneyland sampai kucing-kucing peliharaan dinamai Mickey dan Minnie. Blognya penuh tips mengunjungi Disneyland, mengadakan pesta-pesta bertema Disney dan ulasan film-film Disney.
Antusiasme Wright terhadap segala hal berbau Disney akhirnya menarik perhatian perusahaan Walt Disney Co, yang mengajaknya bergabung dalam kelompok beranggotakan sekitar 1.300 ibu-ibu media sosial Disney.
Kelompok para ibu ini, dan sedikit bapak-bapak, merupakan bagian dari upaya Disney untuk menggabungkan antusiasme dan pengaruh para orangtua ke dalam usaha pemasarannya.
Para ibu Disney ini tidak dibayar, namun mereka menerima hadiah-hadiah dari perusahaan atas kerja keras mereka, termasuk untuk beberapa ibu, perjalanan keluarga selama empat hari dengan diskon besar-besaran ke Walt Disney World untuk 'Perayaan Ibu-ibu Media Sosial Disney,' sebuah acara yang merupakan liburan sekaligus konferensi pendidikan.
Disney tak menginstruksikan apa yang harus ditulis atau di-tweet para ibu ini, dan juga tak mewajibkan mereka menulis sesuatu. Namun acara ibu-ibu media sosial tahun ini pada Mei menghasilkan 28.500 tweet, 4.900 foto Instagram dan 88 tulisan di blog yang penuh dengan ulasan wahana dan video-video anak-anak bertemu karakter-karakter Disney. Dan tulisan para ibu ini umumnya sangat positif.
Teorinya adalah para ibu yang sangat aktif di internet memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perencanaan perjalanan dan hiburan ibu-ibu lain. "Untuk sebagian besar tamu kami, para ibulah yang membuat keputusan berlibur," ujar Tom Staggs, COO Disney.
Para ibu itu mengatakan senang berhubungan dengan Disney, sekaligus kemungkinan mendapatkan posisi dalam 'Perayaan Ibu-ibu Media Sosial,' yang pertama kali diadakan 2010. Setiap tahun, divisi taman bermain perusahaan tersebut mengirim undangan lewat surat elektronik ke 175 sampai 200 orang.
Bagaimana Disney memilih para ibu tersebut masih jadi misteri. Para eksekutif Disney hanya mengatakan bahwa mereka mencari para ibu yang sesuai dengan citra ramah keluarga, menggunakan beragam media sosial dan aktif dalam komunitas di luar Internet.
Dalam konferensi seharian, para ibu menghadiri sesi-sesi motivasional dan menerima tips-tips media sosial dan perkembangan terbaru soal Disney. Tahun ini, mereka belajar menggunakan data Pinterest mereka, berdialog dengan pengusaha kios limun Vivienne Harr yang berusia 11 tahun dan mendengarkan presentasi produser Pixar mengenai studio animasi milik Disney tersebut.
Disney merupakan perusahaan besar pertama yang menggunakan pengaruh para ibu dalam spektrum media sosial yang luas, namun pendekatan ini sekarang digunakan untuk mempromosikan serangkaian produk, termasuk pencetak Hewlett-Packard dan tisu toilet Cottonelle.
Secara keseluruhan, para ibu membelanjakan 3,3 triliun dolar AS setiap tahun dalam ekonomi AS, menurut Maria Bailey, konsultan penasihat Disney untuk urusan media sosial dan mengelola BSM Media, perusahaan pemasaran yang menghubungkan perusahaan dengan para ibu.
"Saya memiliki klien-klien yang menghubungi saya dan mengatakan ingin melakukan yang dikerjakan Disney. Perusahaan-perusahaan ingin menangkap pasar ibu-ibu," ujar Bailey. (Reuters/VOA Indonesia)