Seporsi Ceker Lapindho Super Pedas, Pulihkan Stamina yang Loyo
Begitu tutup thermos dibuka, aroma cabe rawit langsung menusuk hidung.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya/Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kaki ayam atau dikenal juga dengan ceker ternyata cukup dashyat ketika diolah menjadi sebuah kuliner.
Bagi sebagian penggemar ceker agaknya belum afdol bila tidak mencoba Ceker Ayam Lapindho yang ada di OTW Café di Jalan Rungkut Madya 193, Surabaya.
Ngomong soal kuliner Ceker Ayam Lapindho, bagi mereka yang pernah mencoba menu ini pasti langsung teringat dengan warung Ceker Ayam Lapindho yang berlokasi di kompleks alun alun Siodarjo.
Namun sekarang tak perlu lagi repot repot ke Sidoarjo, karena Ceker Lapindho juga buka di OTW Café di Kota Surabaya.
Nah, seperti apa sih Ceker Ayam Lapindho yang terkenal dengan rasa pedas yang cetar membahana dashyat itu.
Untuk yang tidak suka rasa pedas sebaiknya tidak memesan menu ini, namun untuk sekadar tahu rasanya tidak apa apa untuk mencicipi.
Sajian Ceker Ayam dan Ceker Rica-rica Lapindho dilengkapi nasi di OTW Café di Jalan Rungkut Madya 193, Surabaya. (Foto-foto Surya/Wiwit Purwanto)
Bagi sebagian orang kuliner ceker ayam ini juga dianggap menjijikkan karena tahu sendiri keberadaan hewan satu ini.
Namun bagaimana rasanya setelah diolah menjadi menu kuliner yang membuat berkeringat ini matang dan disajikan, hmmm…
Melihat thermos yang berisi menu ceker-ceker ayam Lapindho sekilas memang tidak ada yang istimewa, namun begitu tutup thermos dibuka, aroma cabe rawit langsung menusuk hidung.
Tidak ada sayuran atau tambahan apapun kecuali cabe rawit dan rempah rempah, serta bumbu komplet yang dipadukan dengan ceker ayam.
Jangan tanya berapa cabe yang dimasak untuk ceker ayam ini, kata Redi Indrawan Prihanto, pembuat ceker ayam Lapindho.
Karena untuk satu thermos besar ia membutuhkan 3 kilo cabe rawit.
Thermos berisi ceker.
Bagaimana rasanya?
Sekali saja dicoba, terutama bagi yang tidak suka dengan rasa pedas tentu akan langsung berkeringat dan dijamin garuk garuk kepala.
Tekstur ceker yang lembut berpadu bumbu rempah yang melimpah dan meresap.
Kulit dan daging khas ceker yang gurih, meluncur nikmat dipadu nasi punel hangat.
Bagi yang doyan makanan pedas kuliner ini tentu akan membuat ketagihan menyantap sampai habis seporsi ceker.
Tapi bagi yang sudah berkeringat dan mengibarkan bendera putih sebaiknya menyudahi dulu untuk bersantap dengan ceker ayam Lapindho ini.
“Mantap pedasnya,” kata Bakti.
Bakti termasuk penggemar Ceker Ayam Lapindho, meskipun sudah berkeringat dan tangannya tak mau diam karena harus mengelap keringatnya, ia masih menuntaskan seporsi ceker Lapindho.
Untuk seporsi Ceker Ayam Lapindho dihargai Rp 14 ribu saja.
“Untuk ceker yang berukuran besar berisi 5 untuk yang ukuran sedang isi 6,” kata Redi.
Nah bagi yang tidak suka pedas tidak perlu khawatir karena ada menu lain yang disiapkan yakni ceker ayam masak rica rica.
Ceker Ayam Rica-rica.
Hampir sama olahan cekernya hanya saja level pedasnya sedikit di bawah ceker Lapindho.
Selain itu ceker rica-rica memakai daun kemangi dan daun pandan.
“Kalau yang nggak suka pedes boleh mencoba ceker ayam rica rica,” ujarnya.
Selain mengundang selera makan, olahan kuliner Ceker Ayam Lapindho yang super pedas ini juga menyehatkan badan yang sedang meriang.
Menurut Redi bahan rempah-rempah yang melimpah termasuk di dalamnya jintan hitam sama jahe membuat badan hangat, stamina kembali bergairah.
“Istilahnya bumbu tom yan,” katanya.
Selain itu, diyakini kurang enak badan juga akan lenyap dengan sendirinya.
“Kan keluar keringat banyak, maka badan akan kembali segar, penyakit lenyap,” ujarnya.
Demikian juga untuk olahan ceker rica-rica dipercaya bisa menghilangkan bau badan.
Kandungan daun kemangi dan pandan di olahan ceker rica-rica ini bisa menghilangkan bau badan.
Pemilik Ceker Ayam Lapindho, Redi dan istrinya.
Ceker juga banyak mengandung kolagen dalam jumlah besar.
“Banyak mengonsumsi ceker bisa membuat awet muda. Begitu pula untuk balita ceker berfungsi membantu pertumbuhan tulang. Bagi yang lanjut usia ceker bisa mencegah osteoporosis, nggak ada alasan lagi untuk tidak makan ceker,” ungkapnya.
Purnama Dewi, owner OTW café mengatakan, sengaja ia bawa olahan Ceker Ayam Lapindho untuk memanjakan warga Surabaya yang suka dengan olahan ceker pedas ini.
“Tak usah jauh jauh ke Sidoarjo, di Surabaya sudah ada Ceker Ayam Lapindho, rasa dan pedasnya sama, silakan dicoba,” katanya.
Selain menyediakan menu Ceker Ayam Lapindho di kafe ini juga ada pilihan menu lainnya seperti Mi Brengsek, Gudek Bu Har Pasar Besar, Siomay Si Eneng, Rawon Oerip, Masakan Manado Bu Stefy, OZA Kitchen, dan Ayam Goreng Bu Alek.
“Semuanya menu kuliner andalan ada di tempat ini, jadi tinggal pilih sesuai selera masing masing,” ujarnya.