Taman Burung Cemara Asri, 'Rumah Singgah' bagi Ribuan Burung di Kota Medan
Taman tersebut merupakan satu-satunya tempat di tengah kota yang bisa memberikan pemandangan penangkaran burung di alam terbuka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUNNEWS, MEDAN - Tidak sulit menemukan berbagai jenis burung di seputaran Taman Burung Cemara Asri, di Perumahan Cemara Asri, Jalan Palem, Medan.
Setiap hari, ribuan burung beterbangan dan mencari mangsa dengan bebasnya.
Taman ini dibuka untuk umum dan gratis. (Tribun Medan/Silfa)
Taman tersebut merupakan satu-satunya tempat di tengah kota yang bisa memberikan pemandangan penangkaran burung di alam terbuka untuk wisatawan lokal dan luar kota.
Taman tersebut terbuka untuk umum dan dikunjungi banyak orang karena menawarkan tempat penangkaran burung dengan aneka jenis burung.
Burung-burung tersebut selalu hinggap pada pagi dan sore hari berduyun-duyun, bak tahu sudah waktunya pulang atau kembali ke rumah.
Jumlah burung dan jenis burung di sana bisa dibilang ribuan.
Beragam jenis burung tersebut menjadikan tempat ini sebagai tempat peristirahatan mereka.
Selain burung, di tempat ini juga terdapat sejumlah ular yang ditaruh di dalam kandang. (Tribun Medan/Silfa)
Ada burung cangak merah, cangak abu, kokokan laut, kolak malam kelabu, kuntul besar, kuntul kecil, kuntul kerbau, koreo padi, bangau, dan masih banyak jenis burung yang lainnya.
Selain aneka burung, kawasan ini juga menjadi habitat beragam jenis ikan tawar dan juga kadal. Serta jenis ular yang dikandangkan di bawah rumah burung merpati.
Pengelola taman tersebut, H Anif sengaja mengkorek lahan untuk dijadikan rawa atau perairan air tawar untuk ikan tawar seperti ikan mas dan lele.
Habitat aneka binatang di tempat ini mencuri banyak perhatian wisatawan untuk menjadikannya objek wisata alam bebas yang menarik, dan yang paling penting gratis.
Wisatawan bisa melihat burung beterbangan dari jarak dekat, dengan hanya dibatasi persawahan.
Tempat duduk di sekeliling taman juga telah disediakan, berupa susunan batu yang disemen dan bertingkat seperti halnya di lapangan bola.
Penangkaran burung berada di tengah perumahan yang padat penduduk, menjadikan tempat ini ramai oleh pengunjung yang sekedar bersantai di sore hari atau khusus melihat burung atau memberi makan ikan.
Pengunjung juga dimanjakan dengan jajanan kaki lima yang dijual tidak jauh dari rawa. Adal pecal, aneka mie, sate, martabak, jus, rujak hingga beberapa penganan etnis Tionghoa.
Lisna, penjual makanan ikan dan pengurus taman, menuturkan jika berencana datang melihat ribuan burung yang berduyun-duyun pulang, sebaiknya datang di sore hari antara pukul 4 hingga 6 sore.
Waktu tersebut merupakan adalah waktu yang tepat datang ke tempat ini, karena burung siang kembali ke sarang, sementara burung malam baru akan memulai aktivitasnya.
"Kita dapat melihat burung-burung ini terbang dan bertengger di dahan pohon secara dekat. Sedangkan pengunjung yang ingin melihat ikan keluar dari persembunyian, bisa dengan memberi makan ikan, dan melemparkannya di satu area agar ikan-ikan keluar merebuti makanan tersebut," katanya.
Area ini juga menjadi objek komunitas fotografer di kota Medan. Baik itu mengambil angle burung sebagai objek atau sebagai angle.
Tak sedikit pula yang memanfaatkan area ini untuk pra wedding.
Sutan, fotografer prawed, menuturkan kerap mengarahkan kliennya yang memiliki budget terbatas untuk memilih Taman Burung Cemara Asri untuk latar pemandangan alam yang eksotis, selain gratis, tempat ini juga sepi di pagi hari.
"Burung banyak hinggap di taman tersebut pada pagi dan sore, kalau sore pasti ramai tapi kalau pagi lumayan sepi jadi bis mendapatkan hasil yang memuaskan dan murah alias tidak perlu sewa tempat," katanya.