Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Celimpungan Khas Palembang, Makanan Bergizi dan Penambah Semangat

Celimpungan adalah salah satu makanan yang memiliki simbol yang mengobarkan semangat sebelum kita beraktivitas.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Celimpungan Khas Palembang, Makanan Bergizi dan Penambah Semangat
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Inilah rupa celimpungan khas Palembang. 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Rahma Lia

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Satu lagi makanan khas berbahan ikan dan banyak digemari di Kota Palembang.

Namanya Celimpungan, masih termasuk turunan pempek.

Di momen-momen tertentu, terutama saat lebaran, masyarakat Palembang umumnya menjadikan celimpungan sebagai menu makanan alternatif.

Sebab, meski banyak menu lainnya, namun ternyata celimpungan adalah salah satu makanan yang paling banyak dicari.

Pada dasarnya, pembuatan celimpungan sama seperti pembuatan pempek yakni, sama-sama menggunakan sagu dan daging ikan.

Perbedaanya terletak pada bentuk adonan dan kuah yang dipakai.

Celimpungan
Kedai Laksan Kaito di Jalan Kapten Anwar Arsyad Palembang nomer 999. Kedai ini menyediakan makanan khas Palembang termasuk celimpungan. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)
Berita Rekomendasi

Jika pempek identik bentuk yang beragam serta menggunakan kuah yang bernama cuka, sedangkan celimpungan menggunakan kuah yang terbuat dari santan dengan bentuk adonan yang bulat mirip bakso ikan.

Kuah celimpungan yang terbuat dari santan memiliki warna kekuningan, namun rasanya tidak pedas.

Sehingga untuk pecinta kuliner yang ingin mencicipi celimpungan, sebaiknya menambahkan sambal goreng yang akan menambah sensasi kelezatannya.

Menurut sejarah, warna kuah yang berwarna kuning memiliki sebuah makna yang berarti meriah, ramai atau semarak.

Jadi wajar, jika celimpungan adalah salah satu makanan yang memiliki simbol yang mengobarkan semangat sebelum kita beraktivitas.

Menurut sejumlah warga Palembang, dahulu masyarakat bereksperimen dengan menggunakan santan yang dicampur rempah-rempah, seperti kunyit, lengkuas, serai, dan sebagainya.

Kedai Celimpungan
Kedai Laksan Kaito di Jalan Kapten Anwar Arsyad Palembang nomer 999. Kedai ini menyediakan makanan khas Palembang termasuk celimpungan. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

Maka terbentuklah celimpungan. Nama celimpungan sendiri diambil dari kata "Cemplung".

Di mana saat memasukan adonan ke dalam kuah santan mendidih menimbulkan suara "plung", hingga akhirnya dinamakan celimpungan.

Biasanya celimpungan disajikan sebagai menu sarapan, namun seiring waktu celimpungan menjadi makanan yang bisa dikonsumsi kapan saja.

Pada saat Hari Raya Idul Fitri, celimpungan menjadi salah satu menu favorit yang disajikan bersama dengan lontong sayur dan lauk pauknya.

Di Kota Palembang, tidak sulit untuk menemukan makanan ini, seperti saat Ramadan misalnya, celimpungan dapat anda dapatkan di pasar beduk ataupun di beberapa kedai yang menjual makanan khas Palembang.

Salah satu kedai yang dapat anda kunjungi adalah Kedai Laksan Kaito di Jalan Kapten Anwar Arsyad Palembang nomer 999, tepatnya di samping rumah dinas gubernur Sumsel, Griya Agung.

Harga semangkuk celimpungan relatif murah hanya Rp 10.000.

Sementara jika berbicara soal gizinya, celimpungan merupakan kuliner yang paling tinggi gizinya.

Sebut saja karbohidrat yang terkandung dalam tepung sagu berfungsi sebagai sumber utama energi bagi manusia.

Namun tidak hanya karbohidrat, kandungan protein yang dihasilkan dari daging ikan, mampu menjaga kekebalan tubuh dan perkembangan setiap sel dalam tubuh.

Disamping itu, dengan mengonsumsi ikan, dapat membantu perkembangan motorik dan kecerdasaan otak.

Kesimpulannya, ketika anda menyantap celimpungan, anda telah memperoleh banyak keuntungan.

Selain perut kenyang setelah menyantapnya, anda pun secara tak langsung telah melengkapi gizi terbaik untuk tubuh anda.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas