Makam Ratu Bagus Kuning di Palembang Dijaga Kera Berusia 21 Tahun
"Kondor…kondor, makan-makan… sini kumpul”. Demikian Nasir sang juru kunci biasa memanggil kawanan kera itu.
Editor: Mohamad Yoenus
![Makam Ratu Bagus Kuning di Palembang Dijaga Kera Berusia 21 Tahun](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/makam-ratu-bagus-kuning_20150625_011000.jpg)
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Andika Wijaya
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Di Palembang banyak kompleks pemakaman yang menjadi destinasi wisata bersejarah.
Mulai dari makam para ulama, keluarga Kesultanan Palembang Darussalam, hingga tokoh-tokoh penting di Bumi Sriwijaya.
Salah satu komplek makam yang cukup banyak menarik perhatian pengunjung adalah Komplek Makam Ratu Bagus Kuning yang terletak di Jl DI Panjaitan, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II.
Posisinya berada di belakang Stadion Patra Jaya, Plaju, Palembang atau lebih dekat dengan Sungai Musi.
![Patra Jaya](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/stadion-patra-jaya_20150625_011457.jpg)
Tampak tugu Stadion Patra Jaya di Plaju, Palembang. Di belakang stadion inilah Kompleks Makam Ratu Bagus Kuning berada. (Sriwijaya Post/Andika Wijaya)
Selain berziarah, komplek makam ini kerap didatangi warga karena suasana sejuk di sekitarnya.
Pohon bambu rindang yang tumbuh di sekitar makam menghadirkan suasana sejuk saat berada di kompleks tersebut.
Yang lebih menarik lagi, di komplek makam ini terdapat puluhan kera yang bisa diajak berinteraksi.
Kawanan kera berekor panjang akan mendekat tanpa malu-malu saat penjaga makam (juru kunci) berteriak memanggil untuk memberikan pisang sebagai makanan.
"Kondor…kondor, makan-makan… sini kumpul”. Demikian Nasir sang juru kunci biasa memanggil kawanan kera itu.
![kera](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kera_20150625_011544.jpg)
Inilah kawanan kera yang diyakini sebagai penjaga Komplek Makam Ratu Bagus Kuning di Palembang, Sumsel. (Sriwijaya Post/Andika Wijaya)
Di kompleks makam itu terdapat makam Ratu Bagus Kuning dengan bangunan makam berkubah bersama tiga makam tokoh lainnya, yaitu Penghulu Gede Tubagus Karang, Datuk Buyung dan Kuncung Manis.
Di luar bangunan, terdapat 10 makam lainnya, yaitu Panglima Bisu, Panglima Batu Api, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Bujang Juaro, Panglima Semut, dan Syekh Usman.
Makam-makan di sekitar bangunan berkubah itu terletak menyebar pada beberapa lokasi.
Sebuah papan nama terpancang pada setiap makam menunjukan nama tokoh yang dimakamkan.
Meskipun demikian, tidak tercantum masa hidup dan riwayat masing-masing tokoh.
Makam-makam itu berbentuk persegi panjang dengan ukuran bervariasi.
Makam yang ukurannya terlebar adalah makam Panglima Bisu, dengan ukuran sekitar 1x2 meter, makam itu bersebelahan dengan makam Puteri Kembang Dadar. Sebagian nisan yang terdapat pada makam itu tidak asli lagi.
Nisan makam Ratu Bagus Kuning yang dibuat dari kayu bukan nisan asli.
Nisan yang masih asli antara lain terdapat pada makam Tubagus Karang, Puteri Kembang Dadar, dan Panglima Bisu.
Menurut juru kunci Ratu Bagus Kuning, Muhammad Nasir, seluruh makam di kompleks itu dikeramatkan.
"Setiap bulan, pasti ada saja orang yang datang berziarah,” kata Nasir.
Nasir mengatakan, kekeramatan tidak hanya menyelimuti makam, ratusan kera yang turun-temurun menempati kompleks makam itu dipandang bukan kera biasa.
Kera berbulu abu-abu ini diyakini keturunan laskar, pasukan Ratu Bagus Kuning.
Bahkan kera tertua yang dipanggil kondor diyakini sudah berusia 21 tahun.
Nasir menuturkan, kera-kera itu tidak setiap saat menampakkan diri di kompleks makam.
Apabila pengunjung dianggap kurang menyenangkan, kawanan kera itu akan menghindar.
Pengunjung yang dianggap tidak tertib di kompleks makam juga sering mendapatkan masalah.
"Ada yang saat keluar dari bangunan makam tersandung, atau terlempar. Ada yang percaya bahwa hal itu disebabkan kelakuan yang tidak tertib," ujar Nasir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.