Seru, Berenang Bareng Anak Hiu di Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan
Anak-anak hiu liar tersebut hanya ada di Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Mulai ramai dikunjungi wisatawan, anak-anak hiu menjadi daya tarik wisata di Pulau Tinabo, Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data dari Taman Nasional Taka Bonerate, pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 2.016 orang.
Jembatan di Pulau Tinabo, Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Wisatawan nusantara yang datang 117 orang, sementara wisatawan mancanegara berjumlah 1.899 orang.
"Taka Bonerate mulai ramai dikunjungi tiga tahun belakangan. Karena ditemukan anak-anak hiu liar di Pulau Tinabo," kata Staf Taman Nasional Taka Bonerate, Asri saat ditemui di Jakarta.
Ia mengatakan anak-anak hiu tersebut hanya ada di Taman Nasional Taka Bonerate. Menurut Asri, hiu-hiu kecil tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia yang hidup secara liar.
View salah satu spot diving di Taka Bajang Pogo, Taman Nasional Taka Bonerate. (Asri/TN Takabonarate)
"Kalau di tempat lain, hiu-hiu tersebut dikerangkeng. Kalau di sini, hiu-hiu hidup bebas," lanjut Asri.
Untuk dapat bertemu dengan hiu-hiu tersebut, lanjutnya, wisatawan hanya perlu pergi ke pinggir pantai dan membuat gerakan di dalam air.
Kemudian, hiu-hiu kecil tersebut akan datang menghampiri.
"Kalau hiu-hiu di Tinabo ada setiap saat. Mereka peka dengan gerakan karena mengira akan ada makanan," ujarnya.
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki resort-resort yaitu Resort Tarupa, Jinato, Rajuni Kecil, Passitalu Timur, Passitalu Tengah, dan Latondu.
Di taman nasional tersebut, memiliki 26 titik penyelaman yang dapat diselami wisatawan.
Misalnya, di Pulau Tinabo ada Ibel Orange, Acropora Point, dan Corina Corner.
Di Latondu ada beberapa spot yang karakternya seperti wall.
Cuma penyelam yang punya sertifikasi jenis Advance yang bisa nyelam di sana.
Taman Nasional Taka Bonerate merupakan kawasan kepulauan karang yang berbentuk atol atau cincin.
Pada awalnya, kawasan ini dikenal dengan nama Kepulauan Macan.
Sebelum menuju titik-titik penyelaman, wisatawan terlebih dahulu harus menuju Pulau Selayar dan melanjutkan menggunakan perahu. (Wahyu Adityo Prodjo)