Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kantor Wali Kota Palembang, Bangunan Ini Pernah Jadi Pusat Pemerintahan Kolonial Belanda-Jepang

Kantor Walikota Palembang yang saat ini berdiri kokoh dengan warna cat putih memiliki sejarah yang cukup panjang.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kantor Wali Kota Palembang, Bangunan Ini Pernah Jadi Pusat Pemerintahan Kolonial Belanda-Jepang
Sripo/Damayanti
Kantor Walikota Palembang di Jl Merdeka, No 1 Palembang. 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Damayanti Pratiwi

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Banyak yang bilang, Kantor Walikota Palembang sangat unik. Tidak salah karena kantor ini juga termasuk bangunan yang bersejarah.

Jika Anda berada di kota Palembang, tidak ada salahnya mengetahui pusat pemerintahan kota yang telah berusia 1.332 tahun pada 17 Juni lalu tersebut.

kantor pemkot palembang
Taman di dalam kantor Wali Kota Palembang. (Sripo/Damayanti)

Ya, pusat pemerintahan kota Palembang berada di Kantor Walikota yang berlokasi di Jl Merdeka nomor 1 yang letaknya tak jauh dari Bundaran Air Mancur (BAM), Masjid Agung, dan Benteng Kuto Besak (BKB).

Kantor Walikota Palembang yang saat ini berdiri kokoh dengan warna cat putih memiliki sejarah yang cukup panjang.

Bangunan ini pada akhir tahun 1963 baru dijadikan kantor pusat pemerintahan kota yang terkenal dengan empek-empeknya ini.

BERITA TERKAIT

Hingga saat ini pun, masih banyak yang menyebut kantor ini sebagai kantor atau menara ledeng.

Ya, sebelumnya kantor ini memang merupakan kantor ledeng yang di awal pembangunannya bertujuan untuk mampu menampung air bersih untuk kebutuhan orang Belanda di zaman itu.

Menara air ini memiliki tinggi 35 meter dengan kapasitas air yang bisa ditampung mencapai 1.200 meter kubik.

Pada masa itu, Sungai Musi dijadikan satu-satunya sumber untuk pemenuhan kebutuhan air warga Palembang yang membuat pemerintahan kolonial Belanda merasa perlu memberikan air bersih bagi warganya.

Maklum, saat itu air Sungai Musi memang dijadikan one stop washing yang juga digunakan untuk mulai mencuci beras, makanan, hingga mencuci badan (mandi).

Bangunan ini dibuat dengan gaya arsitektur Eropa dengan atap datar.

Sistem pendistribusian air pun memanfaatkan gaya gravitasi bumi dengan sistem saluran air setinggi lima meter hingga bak penampung yang berada di lantai paling atas menara.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas