Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuliner Jogja: Tengkleng Pak Kribo, Entok Slenget Pedas 'Membakar Lidah' dan Wedang Uwuh

Tiga kuliner sedap Jogja ini layak anda incar ketika wisata ke kota gudeg. Ada tengkleng Pak Kribo, wedang uwuh dan entok slenget.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kuliner Jogja: Tengkleng Pak Kribo, Entok Slenget Pedas 'Membakar Lidah' dan Wedang Uwuh
Tribun Jogja/ Hamim Tohari
Satu paket tengkleng, sambel dan sepiring nasi putih di Warung Tengkleng Pak Kribo di Sleman Utara (Tribun Jogja/ Hamim Tohari) 

TRIBUNNEWS.COM - Yogyakarta tak hanya identik dengan masakan gudeg. Masih banyak kuliner dengan rasa 'nendang' lain yang tak kalah sedap. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:

Tengkleng Kambing Pak Kribo

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Yogyakarta memiliki banyak referensi tempat makan yang patut untuk anda kunjungi.

Jika sedang berada di wilayah Sleman utara, anda bisa mencoba mencicipi olahan kambing di Warung Tengkleng Pak Kribo.

Terletak di salah satu emperan toko yang berada di Pasar Pakem, jalan Kaliurang km 18, Pakem, Sleman, Yogyakarta, setiap sore hingga malam Pak Kribo menjajakan tiga olahan daging kambing, yakni tengkleng, tongseng, dan gulai.


Pak Kribo sedang meracik tengkleng di warungnya di Sleman Utara (Tribun Jogja/ Hamim Tohari)

Setiap harinya Pak Kribo membuka lapaknya dari jam 17.00 hingga dagangannya habis.

"Saya jam 5 sore sudah buka, biasanya jam 10 malam sudah tutup karena sudah habis," ungkap Pak Kribo.

Berita Rekomendasi

Diteruskannya, dia telah mulai berjualan sejak 27 tahun yang lalu. Pria berusia 56 tahun tersebut menyatakan, dia mampu bertahan sekian lama dalam menjual makanan berbahan dasar daging kambing tersebut karena selalu mempertahankan kualitas olahannya.

Tengkleng olahan Pak Kribo memiliki citarasa gurih karena dimasak dengan kuah yang cukup kental.

Tengkleng adalah olahan tulang kambing yang dimasak berkuah, meskipun berbahan dasar tulang, tetapi masih banyak daging yang menempel di potongan tulang.

Daging dengan mudah dapat dilepaskan dari tulang-tulangnya karena dimasak cukup lama bersamaan dengan memasak gulai.

Sedang untuk tongseng memiliki kuah yang pekat dan berbumbu kuat, rasa kuahnya sedikit manis dan berkaldu.

Daging kambingnya pun cukup empuk, karena Pak Kribo menggunakan kambing berusia 8 bulan hingga satu tahun.

"Umur kambing 8 bulan hingga satu tahun adalah umur kambing dengan rasa paling enak saat disembelih. Dagingnya masih empuk, dan rasanya sudah gurih," ujarnya.

Bagaimana dengan cita rasa tengkleng Pak Kribo? Baca selengkapnya, klik di sini !

Entok Slenget yang Pedasnya Bikin Lidah 'Terbakar'

Dalam bahasa Jawa, slenget berarti menyambar.

Kata tersebut yang digunakan oleh Mustanir (46) untuk menamai olahan daging entok yang dia jual.

Dipilihnya kata tersebut, karena olahan entok yang dijual sejak akhir 2006 tersebut sangat pedas seperti menyambar lidah setiap penikmatnya.

Di sebuah warung sederhana yang terletak di Pasar Pules, dusun Pules Lor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY, Mustanir menjajakan olahan daging entok, yang dia beri nama Entok Slenget Kang Tanir.

Meski letaknya yang cukup jauh dari pusat Kota Yogykarta, tempat tersebut selalu ramai dikunjungi karena kelezatan menu yang disajikan.


Olahan daging Entok Entok Slenget Kang Tanir Sleman, di Pasar Pules, dusun Pules Lor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY.

Bangunan sederhana seluas 5x6 meter selalu penuh sesak oleh pengunjung yang antre ingin mencoba Entok Slenget Buatan Kang Tanir.

Dikatakan Kang Tanir, ide awal dia membuka usaha entok slenget karena memang dia gemar memasak.

"Dulu bersama teman-teman saya sering masak. Dan ada beberapa teman yang mendorong saya untuk membuka usaha tempat makan," ujarnya.

Akhirnya dia memutuskan untuk membuka tempat makan olahan daging entok, karena di Yogykarta sendiri masih jarang yang menjual masakan daging entok.

Nah, ikuti kisah selengkapnya, klik di sini !

Wedang Uwuh, Minuman Sedap Dari Kayu Manis dan Secang

Di sekitar makam para raja Mataram yang terletak di daerah Imogiri, Yogyakarta, terdapat sebuah minuman unik nan menyehatkan, yakni Wedang Uwuh.

Wedang adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti minuman, sedangkan uwuh berarti sampah.

Minuman ini dinamakan demikian karena bahan-bahan yang berupa dedaunan mirip dengan sampah.

Racikan wedang uwuh terdiri dari daun cengkeh, kayu manis, daun pala, jahe, kayu secang, dengan menggunakan pemanis dari gula batu.

Wedang uwuh nikmat disajikan dalam kondisi panas.


Wedang uwuh

Cita rasa dari minuman ini adalah pedas dari jahe, dan rasa segar yang dikeluarkan dari beragam jenis daun-daunan yang diseduh dengan air panas.

Di area terminal Imogiri, Kabupten Bantul, Yogyakarta yang berdekatan dengan komplek makam Raja Mataram, terdapat belasan warung yang menjual wedang uwuh.

Salah satunya adalah warung milik Sudaryani.

Dijelaskan perempuan yang akrab disapa Yani tersebut, wedang uwuh adalah minuman khas Imogiri.

Dikatakannya, beberapa jenis daun yang digunakan untuk membuat minuman ini berasal dari komplek makam Raja Mataram.

"Daun pala di wedang uwuh ini berasal dari dalam makam yang dikumpulkan oleh abdi dalem dan dijual kepada para pedaganga wedang uwuh," kata Yani.

--- Baca selengkapnya, klik di sini !

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas