Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indahnya Bukit Mencol Karangasem Bali, Bukit Bergandengan dengan Laut

Apalagi dari puncak bukit ini mata akan terpesona dengan pancaran sunrise (matahari terbit) yang terlihat seolah muncul dari dalam laut.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Indahnya Bukit Mencol Karangasem Bali, Bukit Bergandengan dengan Laut
Dok Agus
Agus berfoto di Bukit Mencol, Desa Seraya Timur, Karangasem, Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ida Ayu Made Sadnyari

TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM – Menjelajahi Pulau Dewata dengan segala keindahannya memang tidak ada habisnya.

Banyak tempat baru yang kini menjadi daya tarik wisatawan ketika datang ke Bali, seperti Air Terjun Tegenung di Gianyar, Bukit Asah di Karangasem, Candi Tebing di Gianyar, Bukit Campuhan di Gianyar, serta masih banyak lagi tempat lainnya.

Termasuk, tempat satu ini kini mulai dilirik karena keindahannya meski jauh dari jangkauan .

Adalah Bukit Mencol, demikian hamparan bukit dengan rumput hijau yang berlokasi di Desa Seraya Timur, Karangasem, Bali ini disebut.

Alamnya masih sangat alami dengan udara segar di pagi hari.

Apalagi dari puncak bukit ini mata akan terpesona dengan pancaran sunrise (matahari terbit) yang terlihat seolah muncul dari dalam laut.

Berita Rekomendasi

Laut yang tampak bergandengan dengan bukit ini.

Bukit Mencol
Pemandangan laut dari Bukit Mencol. (Dok Agus)

Menuju lokasinya memang butuh perjuangan.

Perjalanan dari Denpasar ditempuh antara 3-4 jam dengan kendaraan roda empat.

Jika dilihat pada peta, Bukit Mencol ini lokasinya tepat di bagian ujung timur Pulau Bali.

Medannya cukup sulit dilalui, khususnya kondisi jalan dari jalan utama menuju bukit sudah rusak 80 persen, kira-kira sepanjang 300 meter.


Bagi anda yang hendak mengunjungi tempat ini tidak disarankan menggunakan city car.

Lebih baik menggunakan kendaraan mini bus atau sepeda motor, sehingga lebih nyaman saat berkendara.

Namun, perjalanan panjang dengan medan yang cukup sulit rasanya tidak ada artinya ketika berhasil menapakkan kaki di Bukit Mencol.

Seperti penuturan seorang backpacker, I Putu Agus Pradipta Putra yang Juni 2015 lalu datang ke lokasi.

Baginya, datang ke tempat-tempat baru yang belum terjamah rasanya seperti lepas dari kegundahannya, menemukan titik terang dan membuatnya merasa penuh semangat.

“Dalam perjalanan ke sana, kita melewati dua bukit besar. Selanjutnya dari tempat parkir ke bukit berjalan kaki hanya sekitar 20 meter melewati tangga yang ada,” ujarnya.

Baginya, keindahan Bukit ini ada pada view laut yang seakan menyatu dengan bukit.

Jika beruntung, datang saat rumput-rumput hijau tentu akan lebih indah lagi.

Namun pada Juni lalu saat Agus datang, rumput-rumput sudah menguning.

“Di Puncak Bukit Mencol terdapat Pura Bukit Mencol merupakan kawasan yang disucikan. Dari jauh pura ini sudah terlihat,” urai Agus.

Bukit Mencol
Agus berfoto dengan latar belakang akses menuju Bukit Mencol. (Dok Agus)

Dilihat dari infrastrukturnya, lokasi wisata ini memang belum dikelola.

Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk masuk ke lokasi ini.

Bahkan parkir pun tidak bayar.

Tergila-gila Ramahnya Sambutan Bocah Perempuan Seraya yang Polos

Keindahan tempat ini memang tidak diragukan lagi.

Ada sisi menarik lainnya dan tidak mungkin terlupakan adalah hangatnya sambutan bocah-bocah perempuan Seraya.

“Saat datang ke sana rasanya seperti tamu agung yang datang dari jauh. Anak-anak desa ini langsung mengerumuni kedatangan setiap orang di sana,” kenangnya.

Agus mengaku sangat terkesan dan mendapat pelajaran berharga dari anak-anak tersebut.

Situasi lingkungan membuat mereka berada di tempat yang jauh dari keramaian.

Bahkan jarak sekolahnya pun cukup jauh berada di Tanah Barak.

Namun, mereka tidak hentinya melempar senyum dan tawa, bermain bersama teman-temannya seolah tidak ada resah dengan situasi yang mereka jalani saat ini.

Berbeda dengan kehidupan kota yang serba ada dan serba dekat dalam memenuhi kebutuhan.

“Mereka senang setiap ada orang baru yang datang di sana. Apalagi ketika diberikan cendera mata, mereka tampak sangat menghargai sehingga pemberian itu rasanya sangat berarti,” tuturnya.

Dari pengamatan di sekitar lokasi tersebut tampak sebagian besar penduduk hidup dari beternak babi, kambing, ayam dan ada juga sebagai nelayan.

Uniknya, hewan ternak tersebut seperti anak babi dilepas begitu saja.

Kambing juga dilepas sehingga di pinggir jalan di sepanjang perjalanan pengunjung akan melihat kambing berkeliaran.

Tips Berkunjung ke Bukit Mencol

Keindahan alam Bukit Mencol terutama terlihat pada pagi hari saat matahari terbit.

Sehingga disarankan untuk bisa menyaksikannya datang saat pagi sebelum matahari terbit.

Alamnya masih natural belum terjamah investor dan tidak ada pembangunan hotel maupun vila di sana.

Perjuangan mencarinya sangat susah, tentu harus dipersiapkan, baik kondisi tubuh yang fit termasuk kondisi kendaraan yang digunakan harus bagus.

Karangasem memang dikenal sebagai daerah yang kering.

Termasuk lokasi Bukit Mencol ini kering dan panas di siang hari.

Sebagai backpacker biasanya tidak lupa membawa kebutuhan terutama minum karena panas membuat cepat merasa haus.

Panas, jauh dan jalan berliku-liku, itulah gambaran di siang hari selain sisi keindahan yang dimilikinya.

“Siapkan makanan dan minuman sehingga jika haus gampang tinggal ambil dari tas,” ujar Agus.

Di sekitar lokasi memang sudah ada rumah-rumah penduduk, termasuk warung-warung kecil yang menjual makanan ringan dan minuman.

Belum terlihat ada warung yang menjual nasi.

Sebagai tempat baru, belum ada fasilitas seperti toilet. Sehingga jika ingin mencair toilet bisa meminjam dari warung yang ada.

“Kalau cari toilet di sini ya di warung itu. Sambil beli minum pinjam toilet,” ungkapnya.

Agus yakin, tempat ini akan diburu nantinya seiring dengan infrasturktur yang semakin baik.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas