Sambal Kabau Khas Musirawas, Sumatera Selatan, Rasa dan Aromanya Bangkitkan Nafsu Makan
Buah sejenis jengkol dan petai ini, kerap dikonsumsi, baik sebagai lalapan maupun dimasak menjadi sambal sebagai lauk saat makan nasi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Ahmad Farozi
TRIBUNNEWS.COM, LUBUKLINGGAU - Masyarakat di Kabupaten Musirawas, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara) dan Kota Lubuklinggau tentu sudah sangat familiar dengan buah kabau.
Buah kabau. (Sriwijaya Post/Ahmad Farozi)
Buah sejenis jengkol dan petai ini, kerap dikonsumsi, baik sebagai lalapan maupun dimasak menjadi sambal sebagai lauk saat makan nasi.
Meski ada yang tidak mau mengkonsumsi kabau karena aroma nafas yang ditimbulkan, namun cukup banyak yang doyan karena rasanya yang khas mampu menambah selera makan.
Bagi masyarakat lokal, ada beberapa cara memasak sambal kabau, namun umumnya dengan cara digoreng.
Ada yang suka digoreng kering ada pula yang suka digoreng basah.
Sebelum digoreng, buah kabau yang sudah dikupas dari kulitnya, dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih.
Selanjutnya, buah kabau ditumbuk menggunakan batu giling. Untuk digoreng kering, biasanya ditumbuk agak halus. Sedangkan, untuk digoreng basah, ditumbuk ala kadarnya, asal buah kabau pecah, sudah cukup.
Setelah ditumbuk dan dimasukkan kedalam wadah mangkuk atau piring, buah kabau dibersihkan kembali dengan air bersih, untuk menghilangkan getahnya.
Saat pertama dicuci, biasanya air bilasan akan berwarna putih keruh, karena getahnya masih banyak.
Baru setelah dibersihkan beberapa kali, getahnya berkurang, dan air bekas cuciannya sudah mulai jernih.
Setelah dicuci, buah kabau yang sudah ditumbuk ini siap untuk digoreng.
Caranya, panaskan minyak goreng, kemudian masukkan buah kabau tumbuk ke dalam kuali. Biarkan sekitar 15 menit, sampai warnanya berubah.
Untuk digoreng kering, ketika kabau sudah berubah warna dan agak garing, masukkan sambal giling yang sudah dicampur dengan bawang dan garam secukupnya.