Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Unik dan Serunya Arung Jeram Pakai Rakit Bambu, Dilombakan Lagi! Cuma di Kabupaten Lahat

Arung jeram dengan perahu karet barangkali pemandangan biasa. Beda dengan di Kabupaten Lahat, arung jeram pakai rakit bambu. Dilombakan, lagi!

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Unik dan Serunya Arung Jeram Pakai Rakit Bambu, Dilombakan Lagi! Cuma di Kabupaten Lahat
Sriwijaya Post/ Ehdi Amin
Sejumlah peserta memacu rakitnya untuk mencapai garis finish pada lomba rakit di Sungai Lematang, Lahat. (Sriwijaya Post/Ehdi Amin) 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Ehdi Amin

TRIBUNNEWS.COM, LAHAT - Jika di beberapa daerah rakit (perahu bambu) menjadi alat transportasi tradisional, di Kabupaten Lahat, Sumsel, rakit berkembang menjadi olahraga ketangkasan yang cukup digemari.

Semacam arung jeram tapi pakai rakit, bukan perahu karet.

Setiap tahun, tepatnya di HUT Kabupaten Lahat yang diperingati setiap 20 Mei, olahraga rakit selalu diperlombakan.

Tidak saja memberikan pemahaman akan filosofi berakit, lomba ini juga sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dengan seluruh komponen masyarakat.

Diikuti ribuan warga, peserta dituntut secepat mungkin menyusuri sungai Lematang, dimana star awal dari aliran Sungai Lematang Desa tanjung Mulak, kecamatan Pulau Pinang, hingga tiba di aliran sungai Lematang di Desa Tanjung Payang, Lahat.


Arung jeram tradisional ala masyarakat Kabupaten Lahat. Pakai rakit bambu, tak kalah seru dan lucu! (Sriwijaya Post/Ehdi Amin)

Setidaknya butuh waktu tiga hingga empat jam untuk tiba di garis finis.

Berita Rekomendasi

Satu rakit diisi dua orang peserta. Satu peserta di depan dan satu peserta di bagian belakang rakit.

Keduanya, memegang sebilah bambu berukuran 5 hingga 10 meter sebagai penyeimbang dan alat dayuh (dayung).

Biasanya, ketika bendera start sudah di kibarkan, peserta akan langsung berjibaku adu cepat menyusuri Sungai Lematang.

Tak sedikit peserta yang terjatuh ke sungai dan kembali berjibaku naik ke rakit.

Tidak hanya itu, peserta juga harus berhati hati dengan keberadaan cadas dan batu sungai.


Sejumlah peserta memacu rakitnya untuk mencapai garis finish pada lomba rakit di Sungai Lematang, Lahat. (Sriwijaya Post/Ehdi Amin)

Sebab, jika rakit menabrak bisa saja terhenti dan tak jarang yang hancur dan kalau sudah begitu, sudah bisa dipastikan akan gagal.

Nah gimana apakah anda tertarik dan siap menerima tantangan menaklukkan derasnya arus Sungai Lematang? Ayo datang ke Lahat dan sebaiknya bertepatan dengan HUT Lahat.

Dahulunya, rakit yang terbuat dari bambu yang dikat dengan rotan merupakan alat transportasi bagi leluhur atau nenek moyang Lahat, saat ingin pergi ke kebun atau menyebrang untuk menuju daerah lain.

Rakit juga menjadi andalan untuk mengangkut hasil pertanian dan berdagang. Maklum, dahulunya belum ada akses jalan seperti saat ini.

Sebagai penghormatan kepada karya nenek moyang, dijadikanlah rakit sebagai olah raga tradisonal.

"Olahraga tradisonal ini akan terus kita pertahankan dan lestarikan. Ini peninggalan bersejarah dan menjadi aset wisata yang tidak ada di daerah lain,"Ujar Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva'I, SE. Usai membuka lomba rakit beberapa waktu lalu.

Selain akan mendapatkan keseruan dan bisa menikmati aset wisata yang satu ini, dalam perjalanan hingga ke garis finis pengunjung atau peserta juga akan disuguhi panorama alam yang sangat luar biasa.

Ada barisan bukit, pesona Bukit Telunjuk, jembatan gantung hingga mengenal aktifitas warga yang menggantungkan hidupnya di sungai sebagai pendulang pasir dan batu.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas