Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ragam Kue Khas Banjar, Pembuat Tak Boleh Wanita Haid atau Kue Akan Rusak

Menurut kepercayaan orang Banjar yang diyakini di kalangan pembuat kue tradisional Banjar, jika pantangan ini dilanggar maka kue akan rusak.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Ragam Kue Khas Banjar, Pembuat Tak Boleh Wanita Haid atau Kue Akan Rusak
Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Pusat kue Tradisional Banjar Kurnia Rasa Hj Rukayah Tarmidji, Jalan Sutoyo S nomor 6 RT 17 Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kue tradisional Banjar banyak macamnya. Nah, mau tahu di mana pusat pembeliannya?

Tempatnya ada di Pusat Kue Tradisional Banjar Kurnia Rasa Hj Rukayah Tarmidji, Jalan Sutoyo S nomor 6 RT 17 Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kue atau wadai tradisional Banjar yang dijual di sini ada beberapa macam.

Misalnya, bingka, putri selat, sari pengantin, amparan tatak pisang, sarikaya nangka, kasusun hijau, hula-hula, petah asia, sari muka, lapis coklat, kararaban dan lapis india.

Kue Banjar
Kue khas Banjar di Kurnia Rasa Hj Rukayah Tarmidji, Jalan Sutoyo, Antasan Besar, Banjarmasin Tengah. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Kue-kue di sini dimasak dengan resep warisan nenek moyang pemilik toko kue ini, Hj Rukayah Tarmidji.

Menariknya, nenek moyangnya merupakan kepala koki di Kerajaan Banjar di masa lalu, yaitu Pangeran Citralaya.

Berita Rekomendasi

Diperkirakan, sang pangeran ini hidup dan mengabdi sebagai tukang masak istana di masa pemerintahan Raja Banjar, yaitu Pangeran Samudera alias Sultan Suriansyah.

Hj Rukayah Tarmidji ini adalah keturunan ketujuh dari Pangeran Citralaya.

Dijelaskan oleh putra dari Hj Rukayah Tarmidji yang juga mengelola toko kue ini, Ahmad Fauzie, di awal toko ini dibuka pada 1982 silam hanya menjual tiga jenis kue Banjar, yaitu amparan tatak pisang, sari pengantin dan putri selat.

"Resep ketiga kue ini asli warisan dari nenek moyang saya, Pangeran Citralaya. Konon, resep ketiga kue ini didapatnya dari Putri Junjung Buih," ujarnya.

Putri Junjung Buih, menurut sejarah Kerajaan Banjar adalah seorang putri dari Kerajaan Daha yang ada di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Kue khas Banjar
Kue khas Banjar, Kalsel. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Putri ini merupakan nenek moyang dari Sultan Suriansyah.

"Ceritanya, dulu itu Putri Junjung Buih ini membuat kue-kue tersebut untuk disajikan ke para bangsawan. Bisa dikatakan, di masa lalu kue-kue ini hanya disantap kaum ningrat namun sekarang menjadi kue warisan tradisional orang Banjar dan bisa dimakan oleh siapa saja," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas