Blitong, 'Dendeng' dari Afrika Selatan, Diolah Dulu 20 Hari Sebelum Siap Disantap
Biltong bisa juga disebut sebagai dendeng khas Afsel. Terbuat dari daging sapi yang dikeringkan hanya dengan udara, tanpa dijemur atau diasap.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Bagi Anda yang berniat berkunjung atau tamasya ke Afrika Selatan, jangan hanya terpaku pada keindahan keindahan alam dan beragam kekayaan binatang buas yang terkandung di negara paling selatan Benua Afrika ini.
Hal lain yang wajib Anda lakukan adalah menjajal salah satu kuliner khas, Biltong.
Biltong bisa juga disebut sebagai dendeng khas Afsel. Terbuat dari daging sapi yang dikeringkan hanya dengan udara, tanpa dijemur atau diasap.
Butuh waktu 20 hari sampai sebulan untuk mendapatkan Biltong yang siap dikonsumsi. (Ardhyaksa Amy/Kompas.com)
Daging sapi dipotong memanjang sesuai jalur urat, kemudian digantung dalam ruangan khusus dengan sirkulasi udara yang ideal.
Daging ini juga sudah dilumuri garam dan rempah lain untuk memberikan rasa. Dibutuhkan waktu sekitar 20 hari sampai sebulan untuk mendapatkan Biltong yang siap makan.
Daging yang sudah masak, kemudian diiris tipis-tipis dan dijual berdasarkan berat. Ketika dicicipi, rasanya unik, empuk, namun tekstur serat daging sapi masih terasa.
Mungkin kalau di Indonesia juga bisa menjadi lauk sepiring nasi hangat.
Makanan khas ini dijual hampir di seluruh penjuru Afsel. Mulai dari toko pinggiran jalan sampai perusahaan pemasok daging, semua memproduksinya.
Ada yang bermerek ada juga yang berstatus usaha kecil dan menengah (UKM).
Biltong juga banyak macamnya, bisa dibuat dari berbagai jenis daging, mulai rusa, babi, atau kambing. Untuk biltong sapi, harganya cukup beragam, mulai dari 50 rand-100 rand (Rp 50.000 - Rp 100.000-an) per 100 gram.