Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anda Hobi Fotografi Matahari Terbit? Titik Bidikan Sempurna di Sikunir Golden Sunrise, Wonosobo

Untuk anda yang gemar fotografi matahari terbit, temukan titik bidikan sempurna di 'Sikunir Golden Sunrise' di Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Anda Hobi Fotografi Matahari Terbit?  Titik Bidikan Sempurna di Sikunir Golden Sunrise, Wonosobo
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Para pecinta fotografi sedang sibuk mengabadikan momen indahnya matahari terbit di kawasan Sikunir Golden Sunrise di puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo) 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Setya Krisna Sumargo

TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Keindahan "Sikunir Golden Sunrise", atau momen saat matahari terbit dilihat dari puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo, memang bukan isapan jempol. Indah dan asyiikkkk...!

Periode Juni hingga Agustus, atau saat puncak musim kemarau, umumnya jadi momen paling pas bagi yang ingin menyaksikan keindahan semesta ciptaan Tuhan ini.

Cuaca relatif cerah, sehingga matahari terbit bisa disaksikan mulus di horizon.

Tetapi memang, tak gampang memprediksi alam. Kadang jelang sunrise cuaca cerah, tapi sesaat kemudian awan di kejauhan berarak menutupi pemandangan.


Wisatawan berdiri pada titik-titik ketinggian yang asyik buat memotret sunrise di kawasan 'Sikunir Golden Sunrise' di puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

"Musim begini, biasanya ya cerah, pas kalau mau lihat sunrise," kata Dayah, warga Sembungan yang juga pemandu (guide).

Sikunir adalah salah satu bukit yang menjulang mengelilingi Dieng Plateau di sisi timur. Di balik bukit Sikunir ini, nun jauh di bawah sana, membentang sebagian wilayah Wonosobo dan Temanggung.

Berita Rekomendasi

Jalur masuk ke kawasan Sikunir hanya satu, yaitu lewat Sembungan, desa berpenghuni tertinggi di Pulau Jawa.

Setelah masuk ke kawasan wisata Dieng, pengunjung bisa melewati jalur kiri ke Telaga Warna, menyusuri jalan itu hingga masuk ke kawasan PT Geo Dipa.

Di pertigaan gerbang ladang panas bumi PT Geo Dipa, belok ke kiri menuju Desa Sembungan yang cukup terpencil.

Jalannya aspal, sebagian mengelupas di sana-sini, namun cukup kondusif dilalui berbagai kendaraan hingga bus sedang.


Wisatawan berdiri pada titik-titik ketinggian yang asyik buat memotret sunrise di kawasan 'Sikunir Golden Sunrise' di puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Setelah berliku melewati kebun kentang dan Carica, serta instalasi panas bumi PT Geo Dipa, tiba di gerbang Desa Sembungan.

Tiket masuk desa wisata ini Rp 5.000 per orang. Itu sudah termasuk tiket pendakian ke puncak Sikunir.

Masuk permukiman Desa Sembungan, jalannya hanya ada satu dan sempit. Namun masih cukup untuk papasan dua kendaraan roda empat.

Di kiri kanan jalan desa ini terdapat banyak homestay, dari yang sederhana hingga yang layak untuk transit keluarga.

Tarifnya Cukup Terjangkau

Jalan akan menyempit di ujung desa setelah masjid. Rute ke gerbang Sikunir, lapangan parkir serta camping ground di tepi Telaga Cebong, jalurnya hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat.

Pengunjung mesti cermat saat akan masuk maupun keluar.


Wisatawan sedang menunggu momen matahari terbit (sunrise) di kawasan 'Sikunir Golden Sunrise' di puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo

Waktu pendakian ideal dari gerbang Sikunir ke puncaknya di musim seperti sekarang ini sekitar pukul 04.00.

Lama perjalanan pendakian di rute yang "moderat" ini lebih kurang satu jam, untuk perjalanan santai mulai kategori anak-anak hingga orang tua.

Matahari rata-rata terbit atau menampakkan diri sekitar pukul 05.30, jadi start pendakian pukul 04.00 cukup ideal, karena kita tak terlalu lama di puncak menunggu sunrise.

Mengapa? Suhu di Dieng di musim kemarau, lebih-lebih di Sikunir dan puncak-puncak gunung lain di sekitarnya sangat ekstrem.

Di saat-saat tertentu bisa mencapai titik beku 0 derajat Celcius, atau bahkan lebih rendah lagi.

Ekstremnya suhu ini memunculkan fenomena langka di Dieng, yaitu "embun upas". Ini embun yang membeku, membentuk kristal es, saking dinginnya suhu udara.

Disebut juga "embun upas alias racun" atau karena fenomena embun beku ini bisa menghancurkan tanaman kentang dan sayur mayur lain. Karena itu kemunculan embun upas ini kerap jadi momok bagi petani Dieng.

Karena ekstremnya suhu ini sangat disarankan ke pengunjung yang ingin "muncak" ke Sikunir melengkapi diri dengan sepatu, kaus kaki, sarung tangan, syal, kupluk, baju pelapis, dan jaket yang cukup untuk melindungi tubuh dan menghangatkan badan.


Wisatawan sedang menunggu momen matahari terbit (sunrise) di kawasan 'Sikunir Golden Sunrise' di puncak bukit Sikunir, Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Spot di puncak Sikunir ada beberapa titik, dan cukup leluasa menampung ratusan pengunjung di musim puncak liburan.

Panorama saat matahari terbit memang tiada duanya. Sinar matahari saat pertama muncul dari semburat merah keemasan, kemudian seolah pecah membuncah.

Warna keemasan ini yang memunculkan istilah "Sikunir Golden Sunrise".

Tak kalah indah dengan panorama sunrise di Pananjakan, Bromo, dan di puncak tertinggi gunung-gunung di Indonesia lainnya.

Tentu, selain menikmati keindahan alam, jangan lupa bertafakur mensyukuri semesta ciptaan Tuhan ini.

Buat Tribun Travelers, tentu ada setidaknya dua bekal yang tak boleh dilupakan di sini. Kamera dan "tongsis" buat momen narsis.

Yukkk...cepetan ke Sikunir!

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas