Roti Selai Samahani, Lezat dengan Cocolan Rasa Srikaya tanpa Pengawet
Roti selai (dalam bahasa lokal disebut sele) Samahani hanya bisa kita dapatkan di daerah tempatnya berasal.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Roti selai Samahani merupakan satu di antara jajanan yang cukup populer di Kota Banda Aceh.
Samahani diambil dari nama sebuah kecamatan yang terletak di wilayah administratif Aceh Besar, kabupaten yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Aceh.
Pemilik usaha kuliner di situ pun menabalkan daerah tempat selai itu lahir sebagai nama produknya.
Roti selai (dalam bahasa lokal disebut sele) Samahani hanya bisa kita dapatkan di daerah tempatnya berasal.
Pembeli antri membeli roti selai Samahani di kaki lima warung kopi Pasar Samahani, Aceh Besar. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Lokasi dan waktu
Penganan ini lahir pada tahun 2006, namun baru populer beberapa tahun belakangan ini.
Tak hanya sebagai jajanan, banyak juga warga yang melintasi jalur Timur-Utara Aceh memborongnya sebagai oleh-oleh.
Tak heran, letaknya yang strategis di sisi Jalan Nasional Banda Aceh-Medan membuatnya tak pernah sepi peminat.
Pedagangnya mangkal satu atap dengan warung kopi atau dalam bahasa lokal disebut keude kupi, dan mengambil lokasi di pasar Samahani yang berjarak sekitar 25 Km dari pusat Kota Banda Aceh.
Pada hari-hari biasa tempat ini buka dari pukul 06.00-24.00 WIB setiap harinya.
Namun khusus selama Ramadan roti selai Samahani baru buka mulai pukul 15.00 WIB.
Cara menyantap
Ada 6 orang warga setempat yang menggeluti usaha kuliner ini.
Tempatnya sederhana berupa rak kaki lima yang bertenggger di depan warung kopi.
Selain sebagai oleh-oleh, warga sekitar juga kerab menjadikan kudapan ini sebagai teman menyeruput kopi.
Jika makan di tempat anda cukup membayar Rp 4.500 per porsi.
Namun jika membeli untuk dibawa maka dipatok harga Rp 7.000 per bungkus dengan ukuran 2 kali porsi makan di tempat.
Roti yang digunakan adalah jenis roti tawar berbentuk persegi panjang.
Bahan baku tersebut bukan keluaran pabrik, melainkan hasil industri rumah tangga setempat.
Namun yang membuatnya istimewa adalah selai srikaya yang disisipkan ke dalam belahan roti yang dipotong memanjang.
Jika tak ingin memakannya segera, anda tinggal meminta memisahkan roti dan selai dalam bungkus terpisah.
Lalu memotong atau menyobek sesuai selera dan menyantap roti bertekstur lembut dengan selai yang tumpah di dalamnya.
Rasakan lezatnya saat potongan roti masuk ke mulut dan lumer bersama selai srikaya.
“Jika hari-hari biasanya kami bisa menghabiskan hingga 1.500 bungkus roti dengan selai hingga 8 dandang besar. Di sini ada 5 pekerja dan kami sampai kewalahan melayani pembeli yang mengantre,” ujar Adi, seorang pekerja di keude kupi (warung kopi) Dua Saudara.
Proses pembuatan
Adi dibantu seorang rekannya biasanya bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan selai srikaya.
Selai jenis ini menggunakan telur dan tepung sebagai bahan utama.
Menghasilkan citarasa manis dan gurih yang pas di lidah.
Roti tawar yang digunakan dipasok setiap harinya dari langganan penghasil roti di daerah setempat.
Adi memastikan keduanya dalam kondisi fresh food.
Pembuatan selai Roti Samahani. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Sejak berdiri hampir 10 tahun silam, roti selai Samahani konsisten tak menggunakan pengawet.
Jika disimpan dalam lemari es, kudapan ini bertahan hingga 2 hari, namun jika dalam suhu ruang maka penganan ini layaknya kue basah yang enak dikonsumsi dalam waktu sehari saja.