Aksi Para Joki Cilik Memacu Kuda di Dataran Tinggi Aceh
Pacuan kuda yang telah bertahun-tahun menjadi olahraga rakyat.
Editor: Mohamad Yoenus
Meskipun kondisi jalan sudah mulus teraspal, namun tidak disarankan berkunjung kemari pada musim penghujan karena perbukitannya rawan longsor.
Joki cilik dan kuda Aceh. (Dok Disbudpar Aceh)
Selain pada perayaan HUT Takengon yang jatuh pada Bulan Maret, waktu yang tepat berkunjung adalah pada pertengahan Agustus yang bertepatan dengan HUT RI.
Kota berhawa dingin dengan letak 1.200 mil di atas permukaan laut itu tak penah absen menyuguhkan atraksi budaya pacuan kuda pada momen tersebut.
Disbudpar Aceh pun telah memasukkan pacuan kuda dalam kalender even tahunannya sebagai salah satu wisata unggulan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Reza Fahlevi optimis olahraga rakyat yang mengakar dari tradisi tersebut akan menjadi magnet wisata.
Apalagi kemolekan paras dataran tinggi seperti pegunungan dan danau Laut Tawar akan membuat pelancong terkesima menengok wajah lain dari bentang alam Aceh.
Hawa dingin yang membekap serta kultur yang hidup di dalamnya menyuguhkan pengalaman berbeda dibanding saat kita menjejakkan kaki di belahan Aceh lainya.