Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hutan Pelawan Bangka Belitung, Konon Tempat Ini Menyimpan Madu dan Jamur Termahal di Indonesia

Madu pelawan sangat khas karena hanya ada di rerimbunan kayu pelawan. Untuk memperolehnya pun tidak mudah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Hutan Pelawan Bangka Belitung, Konon Tempat Ini Menyimpan Madu dan Jamur Termahal di Indonesia
Bangka Pos/Alza Hipni
Madu hitam dari Hutan Pelawan. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Alza Munzi

TRIBUNNEWS, BANGKA - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki keindahan alam yang menarik. Selain pantai berpasir putih dan keanekaragaman makanan, Pulau Bangka juga memiliki hutan yang menyimpan pesona.

Hutan Pelawan di Desa Namang Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah, cocok sebagai lokasi bersantai, menikmati suasana hutan alami sekaligus merasakan kuliner khasnya.

Hutan ini memberikan kekayaan alami berupa madu pahit yang dihasilkan dari lebah pengisap bunga pelawan.

Madu pelawan sangat khas karena hanya ada di rerimbunan kayu pelawan. Untuk memperolehnya pun tidak mudah.

Harus menunggu beberapa waktu sampai lebah mengumpulkan madu, baru bisa dipanen.

Soal rasa, hmmm, madu pelawan memberikan sensasi yang berbeda dari madu biasanya. Rasa pahitnya tidak terlalu kentara apalagi madu sudah masuk melewati kerongkongan. Ujung- ujungnya, lebih banyak rasa manis.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya madu pelawan, di hutan pelawan seluas 152,4 hektare (ha) ini, ditemui jamur asli hutan pelawan yakni jamur pelawan. Konon, jamur ini hanya tumbuh dua kali dalam setahun. Bahkan, ada cerita dari mulut ke mulut, jamur pelawan tumbuh saat ada petir.

Namun, apapun itu, rasa jamur pelawan enak dan lezat bila dimasak berkuah, warga lokalnya menyebutnya lempah kulat. Rasa gurih kuah menyatu dengan jamur yang lembut dan sedikit kenyal.

Di dalam hutan pelawan yang sangat asri dan rindang, pengunjung dapat merasakan ketenangan karena suasana alami masih terjaga. Meski pada awal-awalnya, butuh perjuangan untuk mempertahankan keaslian hutan pelawan.

Pasalnya, di dalam hutan itu tersimpan kandungan pasir timah berlimpah.

Hutan pelawan dapat ditempuh sekitar 30 km dari Kota Pangkalpinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tiba di simpang tiga Desa Namang, masuk ke dalam hutan sejauh 3 km.

Di awal jalan masuk, terdapat areal persawahan dan sebuah saung atau pondok untuk menikmati kuliner Desa Namang. Pengelola sudah menyediakan makanan yang disajikan di lantai papan.

Dulang-dulang berisi makanan di letakkan di tengah ruangan. Cara makan seperti ini disebut makan sedulang, yakni makan bersama-sama dalam satu dulang.

Di dalam dulang tersedia nasi, lempah kulat, ikan lempah kuning, sambal terasi, lalapan, lempah umbut pisang atau kelapa. Dijamin rasanya berada di kawasan sawah perdesaan nan tenang dan asri.

Banyak orang yang jatuh cinta setelah mencicipi madu pelawan.

Tak kurang dari Wakil Presiden RI Boediono, Raja Dangdut Rhoma Irama, pejabat pemerintahan, hingga artis.

Popularitas madu Pelawan tak lepas dari perjuangan masyarakat Desa Namang mempertahankan kelestarian hutan lindung desa yang biasa disebut warga sebagai hutan Pelawan. 

Menurut Kepala Desa Namang, Zaiwan, banyak wisatawan, artis dan tokoh pemerintahan tertarik datang berkunjung ke hutan Pelawan dan Desa Namang.

Pasalnya, mereka mendapat kabar bahwa jamur dan madu di desa ini memiliki harga termahal di Indonesia versi Kementerian Kehutanan dan IPB.

Saat ini satu kilogram jamur Pelawan bisa dijual hingga mencapai harga Rp 1,3 juta. Sedangkan sebotol kecil madu Pelawan laku seharga Rp 250.000.

Wartawan dari Amerika dan Jepang ada yang begitu penasaran mendatangi hutan Pelawan dan melihat langsung kondisi hutan lindung Desa Namang yang menghasilkan jamur dan madu terkenal itu.

"Hutan Pelawan sering dijadikan tempat penelitian berbagai universitas, seperti UGM, ITB, UBB dan banyak lagi lainnya," Imbuh Zaiwan.

Setelah berhasil menjaga hutan Pelawan, Zaiwan dan warga Desa Namang saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan jamur dan madu Pelawan sebagai komoditi andalan desa.

Dua komoditas hasil hutan Pelawan ini juga diangkat menjadi salah satu ikon Kabupaten Bangka Tengah.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas