Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pulau Bunta, Aceh Besar, Bukti Eksotisme Negeri Zamrud Khatulistiwa

Kelapa yang menjadi tumbuhan khas hutan tropis menjadi populasi terbesar. Sementara daratannya dikelilingi pantai berkarang dengan air sejernih cermin

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pulau Bunta, Aceh Besar, Bukti Eksotisme Negeri Zamrud Khatulistiwa
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Keindahan Pulau Bunta, Aceh Besar. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Pulau Bunta mulai populer sejak dijadikan setting film dokumenter ‘Hikayat di Ujung Pesisir’.

Film gubahan sineas muda Aceh, Cut Ervida Diana dan Darang Melati itu terpilih sebagai film finalis favorit pemirsa Metro TV bertajuk harmoni Indonesia.

Film ini mengharumkan nama Aceh dalam Eagle Award Documentary Competition 2013.. Sebuah ajang bergengsi besutan TV swasta nasional yang menyasar khazanah negeri khatulistiwa sebagai ruh film.

Pulau Bunta, sebuah pemukiman warga yang ditinggal penghuninya usai disapu badai tsunami pengujung 2004 silam mewakili paras nusantara, sebuah negara yang mempunyai gugusan kepulauan terbesar di dunia.

Pulau Bunta masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Usai ditinggal penghuninya, pulau ini dijadikan kebun oleh para pemilik lahan yang kemudian hijrah ke Kota Banda Aceh.

Kelapa yang menjadi tumbuhan khas hutan tropis menjadi populasi terbesar. Sementara daratannya sendiri dikelilingi pantai berkarang dengan air sejernih cermin.

Berita Rekomendasi

“Pulau Bunta masih sangat alami dan asri. Meski pun pulau ini banyak ditumbuhi kelapa, tapi uniknya tak ada monyet, tupai, ataupun ular,” terang Herli Nurdiansyah.

Akomodasi

Pemuda yang akab disapa Ayi ini memang penggemar travelling. Ia dan kawan-kawannya sudah beberapa kali ke pulau ini.

Tak hanya sebagai traveller tapi juga kerab memandu pelancong. Jika berangkat dari Kota Banda Aceh, kita bisa menyeberang ke Pulau Bunta melalui Desa Ujong Pancu, Kecamatan Peukan Bada.

Alternatifnya adalah kapal boat nelayan berkapasitas 15-20 orang. Pemilik kapal mematok tarif Rp 700 ribu untuk sekali berlayar. Perjalanan laut tersebut memakan waktu sekitar 45 menit.

Mengingat yang digunakan adalah kapal kecil, maka kondisi cuaca menjadi pertimbangan sebelum berlayar. Ditambah lagi perairan tersebut merupakan tempat pertemuan arus.

Pulau Bunta direkomendasikan bagi para backpaker. Tempat ini kerab dijadikan lokasi berkemah para pecinta alam.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas