Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Wajah Candi Lumbung Setelah Dipindahkan Dari Tepi Kali Apu yang Rawan Terjangan Banjir

Inilah kabar terkini Candi Lumbung di Magelang setelah dipindahkan dari lokasi aslinya di tepi Kali Apu yang rawan terjangan banjir lahar dingin.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Inilah Wajah Candi Lumbung Setelah Dipindahkan Dari Tepi Kali Apu yang Rawan Terjangan Banjir
Tribun Jogja/ Hamim Tohari
Candi Lumbung, terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowangan, Kecamatan Sawangan, Kabupeten Magelang (Tribun Jogja/ Hamim Tohari) 

 Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Jika anda sedang berwisata ke Ketep Pass Magelang, tidak ada salahnya singgah sejenak ke salah satu candi yang berada tidak begitu jauh dari obyek wisata tersebut.

Namanya adalah Candi Lumbung, terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Jika dari obyek wisata Ketep Pass, letak candi ini sekitar empat kilometer ke arah selatan.

Candi Lumbung adalah candi Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Sebelumnya candi ini terletak di Desa Sengi (sekitar 750 meter) dari lokasi saat ini, tepatnya berada di tepi sungai Apu.


Wajah Candi Lumbung, tampak dari dekat (Tribun Jogja/ Hamim Tohari)
Berita Rekomendasi

Pemindahan Candi Lumbung dari Desa Sengi ke Desa Krogowanan dilakukan secara bertahap selama September hingga Oktober 2011.

Jarak antara lokasi awalnya di Desa Sengi ke Desa Krogowanan sekitar 700 meter. Lahan yang ditempati saat ini adalah lahan bekas kolam ikan milik warga sekitar, yang disewa selama lima tahun.

Pemerintah sengaja memindahkan Candi Lumbung untuk menyelamatkan cagar budaya tersebut dari terjangan banjir lahar hujan di Kali Apu.

Di lokasi aslinya, candi ini berada di atas tebing dan hanya berjarak kurang dari 1 meter dari Kali Apu.

Di lokasinya semula di Desa Sengi, Candi Lumbung sebelumnya berdekatan, berada satu kompleks dengan dua candi Hindu lainnya, yaitu Candi Asu dan Candi Pendem.

Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, secara arsitektur Candi Lumbung memiliki latar belakang agam Hindu dan dibangun sekitar abad IX.


Warga melintas di depan Candi Lumbung (Tribun Jogja/ Hamim Tohari)

Berdasarkan prasasti yang ada, tampak bahwa Candi ini kemungkinan merupakan pendharmaan bagi Bhatara di Salinsingan yang ditunjukan melalui jenis persembahan khusus berupa payung mas yang diberikan oleh rakai Kayuwangi.

Berdasar hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa Bhatara di Salingsingan adalah tokoh yang penting.

Area Candi Lumbung berada di tepi jalan kampung yang posisinya lebih tinggi daripada sekitarnya. Bangunan cadni ini tampak masih utuh tanpa adanya candi pendamping (perwara).

Bangunannya berdiri di atas batu berdenah bujur sangkar dengan ukuran 8,43 x 8,43 meter, dan menghadap ke arah barat.

Di bagian dinding terdapat relief sulur gelung yang keluar dari pot dan diapit dua patung burung.

Dan di bagian kaki candi terdapat relief naga dan burung. Atap candi utama sudah hancur, namun diperkirakan berbentuk stupa.

Pada bagian tengah candi terdapat sebuah sumur candi yang difungsikan sebagai tempat menyimpan kotak peripih.

Jika anda dari Yogyakarta dan ingin mendatangi candi Lumbung, arahkan kendaraan anda menuju Magelang. Sesampainya di pertigaan Blabak, arahkan perjalanan anda menuju Ketep.

Sebelum Ketep anda akan melalui pertigaan Tlatar, dan Candi Lumbung berada di sekitar wilayah tersbut.

Untuk menikmati arsitektur Candi Lumbung, pengunjung tidak dipungut retribusi.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas