Tari Rejang di Desa Jasri, Bali, Ritual Persembahan untuk Para Dewa
Ada suatu ritual yang juga menarik minat wisatawan untuk menyaksikannya ketika mereka tengah berlibur di Bali.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ada 3 tahapan dalam Tarian Rejang, antara lain, yang pertama adalah prosesi ngerejang, kedua adalah mabuang, dan yang ketiga adalah ngelegong.
Masing-masing prosesi ini dilakukan sebanyak 3 putaran.
“Ritual ini sudah turun-temurun dilakukan dari leluhur kami. Yang melaksanakannya remaja-remaja putri di sini, yang masih muda dan belum menikah,” tambah Sutirtayasa.
Selama 3 hari ritual Tarian Rejang ini dilaksanakan oleh masyarakat Desa Jasri.
Mulai dari Umanis Kuningan, satu hari setelah Kuningan, Minggu (26/7/2015), lalu hari Senin (27/8/2015), hingga hari ini, Selasa (28/7/2015).
Selama dua hari pertama, ritual yang dilakukan adalah sama, yakni tarian yang dilakukan para remaja putri, yang kemudian dilanjutkan dengan upacara sembahyang.
Sementara di hari terakhir, selain tarian tersebut, ada tambahan yang berbeda.
Pada hari ketiga tersebut, ada persembahan sesajen yang disebut Banten Prani sebagai pengiring upacara.
Tradisi yang juga disebut dengan istilah Meprani ini, dilakukan oleh para orang tua dari remaja putri yang mendapat giliran menari rejang saat itu.
Banten ini dibuat dari berbagai bahan seperti jajan berupa kue tradisional, ada juga buah-buahan dan yang lainnya.
Banten ini menggunakan dulang sebagai alasnya yang disusun setinggi mungkin, berbeda dari banten yang biasa.
“Nanti hari terakhir ada Meprani, bikin banten. Bantennya pun nanti disusun tinggi ke atas menggunakan dulang,” tambahnya.
Selama diadakannya Umanis Kuningan ini, Desa Jasri pun tampak ramai.
Seolah berubah seperti pasar, banyak pedagang yang memanfaatkan momen ini untuk berjualan dan menggelar lapak permainan di area desa.
Tak hanya dipadati warga desa, cukup banyak juga wisatawan yang datang menonton ritual tersebut ke desa yang juga merupakan desa wisata tersebut. (*)