Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Yogyakarta kaya akan tempat yang menarik untuk di kunjungi. Di pusat Kota Yogyakarta ada sebuah tempat yang patut anda kunjung, yakni Plaza Ngasem.

Plaza Ngasem saat ini adalah salah satu titik yang menjadi lokasi beragam jenis pertunjukan.

Bertempat di sebelah barat Keraton Yogyakarta, lokasi Plaza Ngasem dulunya adalah sebuah pasar burung tradisional.

Seiring dipindahkannya pasar burung tersebut ke tempat yang lebih luas, pasar Ngasem dialih fungsikan menjadi salah satu pusat kegiatan kebudayaan.

Wisatawan sedang blusukan di dalam Pasar Ngasem (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)

Tidak hanya digunakan sebagai tempat pertunjukan, di area Plaza Ngasem juga masih terdapat pasar tradisional yang menjual beragam kebutuhan rumah tangga.

Meskipun tidak sedang ada pertunjukan atau acara, Plaza Ngasem tetap menarik untuk dikunjungi.

Di samping komplek Plaza Ngasem terdapat sebuah kampung wisata yang juga menarik untuk dijelajahi, yakni Kampung Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.

Orang lebih mengenal kampung ini dengan sebutan Kampung Cyber.

Karena begitu terkenalnya kampung ini, pada awal tahun 2015 yang lalu, pendiri Facebook, Mark Zuckerberg pernah mendatangi kampung ini.

Kampung ini begitu dikenal karena secara mandiri membangun wawasan pengembangan wilayah dan sumber daya manusia melalui teknologi informasi.

Hampir semua rumah di kampung ini memiliki jaringan internet yang dibangun secara swadaya.

Selain keunikan mengenai kemandirian di bidang teknologi informasi, kampung Taman juga menjadi satu kesatuan dengan Plaza Ngasem.

Di kampung ini anda akan menemukan beberapa studio seni.

Salah satu studio seni yang ada di Kampung Taman adalah Segaran Art milik Sigit Reza.

Studio tersebut terletak persis di samping Plaza Ngasem sisi selatan.

Di sana anda bisa membeli kaos lukis, souvenir berupa topeng, sketsa siluet muka.

Tidak hanya bisa membeli beragam souvenir, di studio tersebut pengunjung bisa belajar membatik, melukis di atas kaos, membuat siluet wajah, dan melukis.

"Pengunjung bisa belajar membatik, mulai dari proses mencanting, hingga proses pewarnaan," ujar Sigit.

Biasanya proses belajar membatik tersebut sekitar dua hingga tiga jam.

Wisatawan Diajari Membatik

Lebih lanjut dia mengatakan, jika ingin belajar batik lebih intensif, biasanya membutuhkan waktu enam jam, itupun tidak cukup hanya sehari.

Tidak hanya diajarkan teknik membatik, pengunjung yang belajar membatik juga diberikan edukasi mengenai kain yang benar-benar batik berkualitas.

"Saat ini banyak orang yang tidak tahu batik yang berkualitas. Bahkan banyak orang yang tidak tahu mana batik printing yang sebenarnya itu bukan batik, dan kain yang benar-benar dibatik," urai Sigit.

Untuk belajar membatik selama 2 hingga 3 jam biayanya sebesar Rp.100 ribu.

Hasil dari anda belajar membatik bisa di bawa pulang. Sedang untuk belajar melukis kaos, biayanya Rp. 250 ribu.

Biaya tersebut sudah termasuk pewarna dan koas yang nantinya bisa anda bawa pulang.

Jika pengunjung hanya ingin membeli kaos lukis saja, harganya mulai dari Rp. 200 ribu hingga Rp. 500 ribu tergantung besar kecilnya ukuran lukisan dan tingkat kerumitannya.

Lukisan yang ada di kaos tidak mudah pudar karena menggunakan pewarna yang biasa digunakan dalam proses pewarnaan batik.

"Kaos lukis ini tidak kaku, karena menggunakan pewarna batik. Selain itu juga tidak mudah luntur," tandas Sigit.

Di Kampung Taman sendiri ada sekitar empat pengarajin kaos batik.

Pasar Ngasem di Yogyakarta  (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)

Selain Kampung Taman, tempat menarik lainya di sekitar Plaza Ngasem adalah Pulau Cemeti/ Pulau Kenanga.

Pulau Kenanga atau Pulau Cemeti adalah sebuah bangunan tinggi yang tidak terpisahkan dari bangunan induk Taman Sari dan berfungsi sebagai tempat beristirahat, sekaligus sebagai tempat pengintaian karena lokasi yang berada di ketinggian

Bangunan cagar budaya yang pada masa kolonial digunakan untuk tempat rekreasi keluarga Keraton Yogyakarta sekaligus untuk tempat pengintaian musuh tersebut kini pada sore hari seringkali digunakan untuk tempat bersantai sambail menikmati landscape kota Yogyakarta.