Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesona Senja dan Lukisan Prasejarah di Tebing Karang

Teluk Triton merupakan surga yang cantik untuk melihat kemegahan mentari terbenam meninggalkan Kaimana dengan segenap kesibukannya.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Pesona Senja dan Lukisan Prasejarah di Tebing Karang
Wonderful Indonesia
Sunset Teluk Triton, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, KAIMANA - Lautan teduh dipadu langit berwarna jingga terpendar dari Matahari. Gumpalan awan di sekitarnya turut bersolek dihiasi warna kekuningan.

Begitulah senja yang begitu sempurna di tengah garis cakrwala Teluk Triton, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

Teluk Triton merupakan surga yang cantik untuk melihat kemegahan mentari terbenam meninggalkan Kaimana dengan segenap kesibukannya.

Jauh lebih indah daripada itu, terdapat sekira 959 jenis ikan dan 471 jenis karang yang hidup di dalam bawah laut Teluk Triton.

Pergilah ke kawasan pegunungan di Maimai untuk melihat budaya yang tak kalah menarik. Gambar-gambar kuno dari zaman prasejarah merupakan suatu harta yang tak ternilai di sini.

Di dinding tebing karang sepanjang 1 kilometer terdapat lukisan kuno berupa telapak tangan, tengkorak dan binatang. Uniknya, semua itu sulit dijangkau dengan tangan telanjang karena terletak di langit-langit tebing.

Bentuk lukisan yang dibuat dari bahan pewarnaa alami itu pun masih tampak jelas hingga sekarang.

Berita Rekomendasi

Lukisan kuno dan senja spektakuler merupakan secuil pengalaman menarik di Teluk Triton. Perjalanan anda masih ditantang hingga ke Kampung Lobo.

Terumbu Karang
Terumbu karang di Teluk Triton. (Wonderful Indonesia)

Temukanlah atraksi mamalia paus bryde yang sedang menari-nari di tengah lautan, sesekali menyemburkan air ke udara dari lubang punggungnya.

Paus yang tergolong mungil ini merasakan kehangatan perairan tropis Triton yang menenangkan.

Paus-paus di sini hidup harmonis dengan masyarakat Teluk Triton. Nelayan tidak memburunya, melainkan menganggapnya sebagai penyelamat bahkan keluarga.

Tidak heran jika mamalia sepanjang 12 meter ini tak segan menampakkan diri dan bermain-main di sekitar perahu para nelayan.

Masih di Kampung Lobo, anda juga bisa menyaksikan jejak peninggalan Hindia Belanda berupa benteng Fort du Bus yang dibangun pada 1828.

Berdirinya benteng menandai kelahiran koloni Hindia Belanda di tanah Papua. Ketika itu, Hindia Belanda bersedia mengangkat tiga penduduk pribumi untuk mengepalai tiga daerah, mereka adalah Raja Namatota, Raja Lokajihia yaitu Kasa, dan Lutu (orang terpandang di Lobo, Mewara dan Sendawan).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas