Soto Bathok Mbah Katro, Disajikan Lewat Tempurung Kelapa, Kuah Bertabur Seledri Semerbak Sapi
Disajikan lewat tempurung kelapa, Soto Bathok Mbak Katro di Yogyakarta semerbak kaldu sapi dengan taburan daun seledri.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Jika anda penggemar soto dan tinggal di Yogyakarta atau sedang berada di Yogyakarta tidak ada salahnya mencoba "Sauto Bathok Mbah Katro".
Sesuai dengan namanya, di tempat ini pengunjung akan merasakan lezatnya soto yang disajikan menggunakan mangkuk yang terbuat dari tempurung kelapa (bathok).
Tidak hanya cara penyajiannya yang unik, rasa dari soto daging sapi yang ada di tempat makan ini juga enak.
Lokasi Soto Bathok Mbah Katro, tampak keramaian pengunjung (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)
Segar dan tidak berlemak adalah rasa yang akan kita dapatkan pertama ketika mencicipi kuah soto bathok yang bening.
Rasa gurih kuahnya yang berasal dari kaldu daging sapi sangat pas, dan akan semakin nikmat ketika ditambahkan perasan air jeruk nipis, sambal, dan kecap.
Isi dari soto bathok ini adalah nasi, tauge, taburan daun seledri, taburan bawang merah goreng.
Menyantap soto ini akan semakin nikmat jika ditemani tempe goreng, sate usus, dan sate telur puyuh.
Meskipun disajikan hanya dengan mangkuk dari tempurung kelapa, dan tampak porsinya tidak terlalu besar, tetapi menyantap satu porsi soto bathok sudah akan terasa kenyang.
Katro Sumaryo (45), pemilik warung Soto ini menyatakan dirinya sengaja menggunakan tempurung kalapa sebagai mangkuk karena saat pertama kali merintis usaha ini pada awal tahun 2015 merasa akan tmengeluarkan modal yang terlalu besar jika harus membeli mangkuk yang pada umumnya.
Selain itu, penggunaan bathok juga bisa menjadi ciri khas dan menarik minat pembeli.
"Jika berkaitan dengan penggunaan nama sauto, bukannya soto, karena orang-orang tua dulu jika menyebut soto, kebanyakan akan mengucapkan sauto," tambah Katro Sumaryo.
Soto Bathok Mbah Katro
Tidak hanya penyajiannya yang unik, rasanya yang lezat, hal lain yang khas dari warung soto satu ini adalah bangunan dari warung soto ini.
Berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, warung soto ini terletak di tengah area persawahan.
Suasana persawahan dan pedesaan tersebut akan benar-benar pengunjung, karena konsep tempat makan tersebut terbuka dan menyatu dengan alam.
Terdapat sekitar delapan buah saung berukuran kecil hingga besar sebagai tempat untuk menikmati soto bathok.
Terdapat saung dengan konsep lesehan maupun saung yang dilengkapi dengan meja kursi.
Di sekitar saung juga ditanami beberapa pohon yang membuat suasana semakin nyaman.
Pemilik tempat makan tersebu juga menyediakan beberapa ayunan, dan wahana permainan jungkat-jungkit.
Kombinasi hidangan yang lezat dan suasana yang nyaman menjadikan Sauto Bathok Mbak Katro selalu ramai dikunjungi pembeli. Hal tersebut terbukti dari setiap harinya Katro Sumaryo mampu menjual lebih dari 1200 porsi soto.
"Kalo untuk tempenya sendiri sehari bisa menghabiskan sekitar 2500 buah tempe. Jumlah tersebut bisa naik hampir dua kali lipat saat hari libur," tambahnya.
Dalam memulai usahanya Katro Sumaryo, bermodalkan nekat. Sebelumnya dia tidak memiliki latar belakang usaha di bidang kuliner, selama 22 tahun Katro bekerja di sebuah hotel tetapi tidak bersentuhan dengan hal kuliner.
Suasana Warung Soto Bathok Mbah Katro
"Tetapi pengalaman bekerja di hotel tersebut juga cukup membantu bagaimana saya harus melayani konsumen dengan baik," ujarnya.
Untuk masalah harga, anda tidak usah khawatir, karena dengan Rp.5 ribu anda sudah dapat menikmati satu porsi soto bathok. Sedang untuk tempe goreng harganya Rp.500, sate telur puyuh Rp.2 ribu, dan sate usus Rp. 1000.
Lokasi warung soto ini terletak di sebelah utara Candi Sambisari. Setiap harinya warung ini buka dari pukul 06.00 pagi hingga 16.00.(*)