Ritual Kasada di Gunung Bromo, Ungkapan Syukur Suku Tengger kepada sang Pencipta
Tepat pada malam ke-14 bulan Kasada, suku Tengger akan membawa sesajen berupa hasil ternak dan pertanian ke Pura Luhur Poten.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BROMO - Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Provinsi Jawa Timur, adalah salah satu daerah tujuan wisata tersohor di dunia.
Gunung ini memiliki keunikan panorama indah sekaligus mistis sehingga menyodorkan suasana berbeda dibandingkan gunung lainnya.
Gunung Bromo. (Barry Kusuma)
Di sini terbentang keindahan lanskap pegununangan dengan asap yang membumbung dari kawahnya dan di bawahnya ada lautan pasir luas menggelilinginya.
Foto panorama Gunung Bromo telah menghiasi banyak majalah wisata, koran, website wisata, post card, hingga brosur pariwisata.
Pemandangan sunrise dan sunset di sini sungguh menakjubkan dan keindahannya tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Wisatawan dari berbagai negara datang ke Bromo untuk menikmati keindahan yang terpancar seakan tidak akan pernah ada habisnya.
Di sekitar Bromo hingga puncak gunungnya di Pananjakan tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar.
Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir sekira 5.250 hektar di ketinggian 2.392 m dpl.
Selain keindahan alamnya yang mengagumkan, ternyata Bromo memiliki daya tarik budaya, yaitu Yadnya Kasada atau Kasodo yang digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.
Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Joko Seger (Putra Brahmana).
Sejumlah warga berebut menangkap sesaji yang dilemparkan suku Tenggger ke kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada puncak perayaan Yadnya Kasada. (Kompas/Iwan Setiyawan)
Upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari.
Upacara adat suku Tengger ini bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo.
Dalam festival ini suku Tengger akan melemparkan sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung tersebut.
Suku Tengger di Bromo dikenal sangat berpegang teguh pada adat dan istiadat Hindu lama yang menjadi pedoman hidup mereka.
Keberadaan suku ini juga sangat dihormati oleh penduduk sekitar termasuk menerapkan hidup yang sangat jujur dan tidak iri hati.