Saat Wisatawan Dieng Nikmati Musik Jazz di Atas Awan Sambil Menyantap Jagung Bakar
Suhu dingin tak mengurangi penampilan memukau para musisi jazz. Penonton pun cukup menikmati. Duduk lesehan sambil menyantap jagung bakar.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Abdul Arif
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Dieng Plateu di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, mendadak ramai, Jumat (31/7/2015) malam. Di dinginnya cuaca hingga empat derajat celcius, alunan musik jazz terdengar menggema.
Bukan dari kafe atau panggung megah, musik tersebut berasal. Melainkan, panggung sederhana di ruangan terbuka.
Suhu dingin tak mengurangi penampilan memukau para musisi jazz. Penonton pun cukup menikmati. Duduk lesehan di atas rumput sambil membakar jagung.
Para musisi menghibur penonton Jazz Atas Awan di Dieng, Jawa Tengah. (Arif/Tribun Jateng).
Malam itu, mereka sama-sama menikmati Jazz Atas Awan yang merupakan rangkaian Dieng CUlture Festival (DCF) 2015. Acara yang dibuka langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu berlangsung Jumat (31/7) hingga Minggu (2/8).
Ada tujuh grup musik yang malam itu tampil. Di antaranya, Absurd Nation dari Semarang dan budayawan nyentrik Sudjiwo Tejo.
Budayawan yang menobatkan diri sebagai presiden Republik Jancukers ini pun berhasil membuat suasana hangat. Tak hanya lewat banyolan-banyolan lucu yang dilontarkan tetapi juga lagu berjudul Jancuk yang didendangkan bersama penonton.
"Jazz Atas Awan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami ingin, penonton dan penampil lebih menyatu dengan alam. Pakai sarung pun bisa menyaksikan jazz. Kami ingin jazz menjadi nafas kehidupan," kata panitia Jazz Atas Awan, Budi Hermanto.
Memang, mayoritas penonton yang datang tak memakai pakaian formal. Rata-rata, mereka berjaket tebal dan bercelana panjang.
Kaus kaki dan penutup kepala tak lupa dipakai sebagai penghalau rasa dingin. Penonton dari beragam kota ini pun menyatu dalam suasana.
Mega Yunilda Sari (23), penonton asal Semarang mengaku terkesan akan pertunjukan Jazz Atas Awan.
Kesan eksklusif yang selama ini disandang jazz tak lagi dirasakan. Menurutnya, menikmati jazz di alam terbuka disertai pemadangan alam tak kalah indah dari pertunjukan di panggung besar.
Untuk pertunjukan Jazz Atas Awan itu, Mega sudah memesan tiket jauh-jauh hari. Dia dan empat orang temannya, merogoh kocek sebesar Rp 600 ribu per orang untuk tiket dan penginapan.
"Rencana sampai Minggu. Selain nonton jazz, kami juga mau ke (bukit) Sikunir. Kepingin nikmati alam Dieng yang memang dikenal indah," katanya.
Hari ini, DCF 2015 akan diisi kegiatan pelepasan lampion, pesta kembang api dan pagelaran wayang kulit. Puncak Acara berupa ruwatan atau potong rambut gimbal digelar Minggu (2/8). "Ada sepuluh anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan," ujar Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.