Keindahan Alam Terpencil Seperti Film 'The Blue Lagoon' Ada di Sleman
Keindahan alam terpencil seperti gambaran di film 'The Blue Lagoon' dibintangi Brooke Shields ada juga di Sleman, Yogyakarta.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Pada masa kini, menemukan sungai yang jernih airnya dengan bebatuan yang tertata secara alami serta gemercik air yang keluar dari mata air dari tebing ( Jawa: belik ) di pinggir sungai dengan rerimbunan pohon sangatlah sulit.
Termasuk yang ada di wilayah pedesaan.
Perubahan peruntukan lahan dari pertanian menjadi perumahan dan tercemarnya sungai karena polusi akibat aktifitas manusia menjadi sebab utama.
Suara celoteh anak-anak yang sedang mandi sambil bermain di lubuk ( Jawa: kedhung ) hanya sebuah cerita lama para orangtua yang kini tinggal di kota.
Pemandangan indah di sebuah sudut di Desa Dalem, Widodo Martani, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini sampai disebut 'Blue Lagoon'-nya Sleman (Kompasiana/ Mbah Ukik)
Di beberapa tempat, seperti di wilayah timur dan barat Malang, Sleman, Lumajang, Blitar, dan Kebumen masih bisa ditemui.
Namun polusi akibat pembuangan sampah non organik seperti bungkus shampo, sabun, pupuk, dan pestisida, atau botol air minum dan makanan kemasan sudah tampak.
Di salah satu sudut wilayah Sleman, tepatnya di Desa Dalem, Widodo Martani ada sebuah lubuk dari anak Sungai Opak yang mengalir jernih dan segar.
Sekelompok mahasiswa yang melakukan KKN, menyebut lubuk tersebut sebagai ‘blue lagoon’ Bersama masyarakat, mereka memperbaiki jalan setapak dan membersihkan wilayah tersebut serta menjadikan sebuah tempat wisata sederhana yakni “Pemandian Tirta Budi”
Pemandangan indah di sebuah sudut di Desa Dalem, Widodo Martani, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini sampai disebut 'Blue Lagoon'-nya Sleman (Kompasiana/ Mbah Ukik)
Blue Lagoon ini, sebenarnya sebuah lubuk yang ada di bawah dam atau bendungan kecil yang dibangun pemerintah untuk membagi aliran anak Sungai Opak untuk mengairi ratusan sawah yang membentang luas di wilayah tersebut.
Dengan luas sekitar 30 meter persegi dan kedalaman 3 m, jika dalam keadaan tenang maka airnya tampak biru.
Inilah yang menjadi daya tarik untuk mandi dan bermain di sana.
Selesai mandi dan bermain ( Jawa: byos-byosan ), bisa membilas diri dengan mandi di pancuran mata air ( Jawa: belik ). Tentunya dipisahkan bagi pria dan wanita. Tidak boleh campur.
Bagi kaum pria mandi di belik lanang, dan kaum wanita di belik wedok. Jika tidak terbiasa karena kuatir dilihat dan difoto orang lain, sudah disediakan kamar mandi sederhana.
Untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa haus atau menghangatkan badan, pengunjung bisa membeli makanan dan minuman di warung-warung sederhana.
Pemandangan indah di sebuah sudut di Desa Dalem, Widodo Martani, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini sampai disebut 'Blue Lagoon'-nya Sleman (Kompasiana/ Mbah Ukik)
Salah satunya, warung Mbak Pipiet, seorang wanita warga asli yang terpaksa mudik dari Tangerang setelah pabrik sepatu tempatnya bekerja bangkrut akibat sang bos dipenjara karena kasus penyuapan. Kini membuka warung kecil dengan pendapatan bersih hanya sebesar 20 ribu perhari!!
Pada hari biasa, yang berkunjung di tempat ini hanyalah warga dari desa setempat dan tetangga yang jumlahnya tak lebih dari 20 – 30 orang.
Tetapi pada masa liburan, banyak pengunjung dari wilayah lain termasuk luar kota dengan jumlah sekitar 70 – 100 orang. Jumlah yang tak terlalu banyak bagi sebuah desa wisata untuk mendongkrak perekonomian warga setempat.
Untuk masuk ke blue lagoon ini, pengunjung wajib membeli karcis seharga 3000 rupiah perorang.
Beaya parkir sepeda 1000 rupiah, sepeda motor 2000 rupiah, dan mobil 3000 rupiah. Sebuah harga yang amat murah, sekedar untuk perawatan sarana dan prasarana dan dana pembangunan desa. (Kompasiana/ Mbah Ukik)