Pasar Batu Akik di NTT Masih Menggeliat, Panca Warna Makin Bervariasi
Meski booming batu akik di Indonesia mulai meredup, namun kondisi itu tak terjadi di NTT khususnya di wilayah Pulau Timor.
Editor: Mohamad Yoenus
Zen yang biasa disapa Pakde menjelaskan, dalam satu bulan terakhir beberapa perajin batu akik dibanjiri setoran bongkahan batu akik jenis panca warna dari para pengumpul batu akik.
Batu akik panca warna yang disetorkan memiliki motif dan corak yang berbeda dari sebelumnya.
Membanjirnya batu akik jenis panca warna menjadikan batu akik yang memiliki lima warna itu banyak dicari pembeli.
Menurut Pakde, batu akik jenis panca warna jarang dijumpai bisa tembus cahaya. Mahalnya batu akik jenis panca warna tergantung pada beragam warna, motif dan corak pada batu.
Batu akik panca warna NTT. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Batu akik jenis panca warna akan makin bertambah nilainya manakala motif atau corak yang terdapat dalam batu membentuk satu gambar yang menunjukkan tempat atau nama.
“Kalau membentuk satu gambar atau nama harganya bisa jutaan rupiah,” ungkap Pakde.
Sementara itu Rabeca Neno, pengrajin batu akik dari Desa Baumata yang mengikuti pameran menyatakan batu akik jenis panca warna menjadi batu khas dari desanya.
Lantaran banyak dicari, ia bersama suaminya pun beralih profesi menjadi pengrajin batu akik.
Suasana pameran batu akik di Pantai Teddys Bar Kupang, NTT. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Selain mencari sendiri, kata Rabeca, ia juga menerima setoran dari pengepul yang berasal dari warga di desanya.
Tak hanya menjual batu akik dalam bentuk bongkahan, ia juga memproduksi batu akik jenis panca warna dalam bentuk jadi. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.