Seninya Menunggu Pesona Matahari Terbit di Bukit Lawangan, Dekat Bendungan Riam Kanan
Inilah seninya menunggu keindahan matahari terbit di Bukit Lawangan, tak jauh dari Bendungan Riam Kanan, di Kabupaten Banjar.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Pesona keindahan wisata alam di seantero Kalimantan Selatan masih banyak yang natural, sebagian malah belum banyak terjamah tangan manusia.
Letaknya di pedalaman, sehingga aksesnya dari kota cukup jauh.
Panorama alam yang ditawarkan pun indah.
Dipenuhi hamparan perbukitan yang masih hijau, menjadikannya pemandangan yang sejuk dipandang mata.
Di antaranya adalah Bukit Matang Kaladan di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Berkemah di puncak Bukit Lawangan sembari menunggu momen matahari terbit (Banjarmasin Post/ Kaspul Anwar)
Perjalanan ke sana cukup menguras tenaga dan waktu.
Pasalnya, treknya harus melalui tanjakan yang curam dan waktu tempuhnya cukup lama.
Perjalanan ke sana dari Banjarmasin ditempuh sekitar 1,5 jam.
Dari Banjarmasin ke Dermaga Riam Kanan di Kabupaten Banjar dulu.
"Dari situ barulah berjalan kaki sekitar 30 menit. Melewati tanjakan-tanjakan dan perumahan warga. Pemandangannya di sini indah sekali," demikian cerita fotografer Banjarmasin Post, Kaspul Anwar yang pernah ke sana.
Bukit Matang Kaladan juga biasa disebut Bukit Lawangan ini merupakan alternatif terbaik untuk para pecinta alam yang ingin menikmati keindahan alam di sekitar Bendungan Riam Kanan.
Dengan modal kecil, pemandangan yang didapat tak kalah indahnya dengan Bukit Batas yang merupakan tetangganya.
"Trek ke sana cukup curam tanjakannya. Kalau mau naik ke sana perlu bantuan tali," bebernya.
Tak jarang, karena saking curamnya, wisatawan harus berpegangan tangan di batang-batang pohon di sana saat naik, seandainya tidak memakai tali.
Harus berhati-hati pula karena banyak tanaman berduri di sana.
Wisatawan menyusuri jalan setapak menuju puncak Bukit Lawangan (Banjarmasin Post/ Kaspul Anwar)
Para wisatawan yang ke sana akan merasa puas ketika sudah disuguhi pemandangan alamnya yang menakjubkan.
"Udara malam di sana dingin dan mereka seakan terlupakan dengan semua itu karena keindahan sungai irigasi Riam Kanan yang terlihat pada malam itu ketika beraaa di puncak bukit Matang Kaladan yang disinari bulan terang," kenangnya.
Pemandangan yang bisa dinikmati dari atas bukit berupa pegunungan-pengunungan serta beberapa hamparan pulau-pulau kecil di Waduk Riam Kanan yang sangat jelas terlihat.
Pemandangan matahari terbitnya juga menjadi primadona para pengunjung yang ada di puncak bukit.
"Pemandangan matahari terbitnya indah sekali. Itu yang paling ditunggu wisatawan kalau ke sana. Susah dilukiskan dengan kata-kata," katanya.
Di sepanjang perjalanan ada saja rumah warga, namun saat tiba di puncaknya, pengunjung bermalam dengan cara berkemah.
Ke sana jika ingin bermalam harus membawa peralatan berkemah standar seperti tenda dan peralatan memasak.
"Dari atas bukit ini kelihatan juga Bukit Batas karena posisinya berseberangan saja," katanya.
Bukit Matang Kaladan atau Bukit Lawangan ini di pedalaman Kabupaten Banjar.
Jarak tempuhnya cukup jauh, mencapai puluhan kilometer jika dari Banjarmasin.
Jika Anda dari Banjarmasin, harus menempuh perjalanan darat sekitar 36 kilometer menuju perbatasan Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.
Di Jalan A Yani Km 36, ada tugu dan perempatan.
Belok ke kanan ke arah Kabupaten Tanahlaut, ke kiri ke Martapura, ibukota Kabupaten Banjar, sedangkan jalan lurus menuju ke lokasi bukit ini.
Fotografer menuju momen matahari terbit di puncak Bukit Lawangan (Banjarmasin Post/ Kaspul Anwar)
Dari tugu ini Anda harus ke Dermaga Riam Kanan dulu, jaraknya sekitar 17 kilometer.
Nah, dari dermaga ini, tinggal berjalan kaki sekitar 30 menit ke bukit tersebut.
Akses menuju kemari mudah saja karena jalannya lurus saja, namun sayangnya tak ada angkutan umum.
"Biasanya orang ke sana memakai kendaraan pribadi," ujarnya.
Untuk kendaraan, bisa diparkir atau dititipkan di parkiran Dermaga Riam Kanan dalam waktu yang lama.
Di sana parkirnya tergolong aman karena banyak wisatawan berkunjung. (Yayu Fathilal)