Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Bedanya Perbankan Masa Kini Dibanding Zaman Belanda? Kunjungi Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia menyajikan fakta sejarah perkembangan dunia perbankan tanah air dari zaman Belanda hingga sekarang.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Apa Bedanya Perbankan Masa Kini Dibanding Zaman Belanda? Kunjungi Museum Bank Indonesia
Tribunnews.com/ Reynas Abdila
Museum Bank Indonesia di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat bersebelahan dengan Museum Bank Mandiri (Tribunnews.com/ Reynas Abdila) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAMuseum Bank Indonesia menyajikan sejarah sistem perbankan Nusantara dari masa Pemerintahan Belanda hingga sekarang.

Gedung bergaya neo-klasik warna putih ini berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat bersebelahan dengan Museum Bank Mandiri.

Bank Indonesia sebagai bank sentral yang didirikan pada tahun 1953 merupakan lembaga yang sangat vital dalam kehidupan perekonomian nasional.


Wisatawan melihat-lihat koleksi Museum Bank Indonesia (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)

Itu karena kebijakan-kebijakannya memiliki dampak langsung kepada perekonomian bangsa.

Seiring perjalanan waktu, pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran Bank Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa perlu digagas.

Sehingga Dewan Gubernur Bank Indonesia saat itu memutuskan untuk mendirikan Museum Bank Indonesia dengan memanfaatkan gedung kantor De Javasche Bank (DJB), sebagai cagar budaya.

Berita Rekomendasi

Pada tanggal 21 Juli 2009, Museum Bank Indonesia akhirnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, DR. Susilo Bambang Yudhoyono dengan penandatanganan prasasti.

“Kreatifitas dan karya seni yang luar biasa. Semoga menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia,” tulis Susilo Bambang Yudhoyono di atas prasasti.

Museum Bank Indonesia memang bukan sekedar museum di dalamnya terdapat banyak informasi juga wahana yang memukau untuk dinikmati.

Antara lain adalah ruang teater, ruang sejarah, ruang perenungan, ruang numanistik, ruang pengeluaran dan pengadaan uang, ruang pamer temporer hingga ruang penjualan souvenir.


Lorong Museum Bank Indonesia

Adapun ruang emas moneter yakni berupa tumpukan replika dari emas batangan yang di kelola Bank Indonesia.

Emas batangan ini menggambarkan perjalanan sejarah yang pernah berfungsi sebagai penjamin uang beredar.

Pembentukan Bank Indonesia

Indonesia merdeka tanggal 17 agustus 1945, keesokannya, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI.

Amanat UUD antara lain yaitu pembentukan bank sentral bernama Bank Indonesia yang bertugas mengatur nilai rupiah sekaligus menyelenggarakan pengedaran uang.

Dalam pelaksanaannya, dibentuklah yayasan pusat Bank Indonesia (modal diperoleh dari fonds kemerdekaan) yang kemudian bergabung dengan Bank Negara Indonesia (BNI) pada Agustus 1946.

Kala itu, negara kesatuan terbelah dua, perekonomian kacau karena pertempuran empat tahun antara Indonesia dan NICA (tentara Belanda).

Kedua pihak sama-sama menjalankan kebijakan defisit, NICA mengeluarkan uang kertas NICA dan RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) yang hanya beredar di Jawa dan Madura.

Dan ada juga uang ORIDA (ORI Daerah) sebagai alat transaksi di Banten, Sumatera, serta daerah lainnya.

Pada akhir 1949, volume uang di wilayah NICA mencapai Rp 7 miliar, naik 180 persen dari 1945.

Sementara di wilayah Republik peredaran ORI tercatat Rp 6 miliar, meningkat tajam dari Rp 323 juta pada 1946.

Pada 2 November 1949 melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), struktur pemerintahan Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Negara baru ini wajib merundingkan kebijakan ekonomi dan politiknya yang terkait dengan utang piutang dengan Belanda.

Termasuk lalu lintas pembayaran Indonesia dan dunia luar harus melalui Belanda.

De Javasche Bank (DJB) ditunjuk sebagai bank sirkulasi RIS dan Bank Negara Indonesia (BNI) dijadikan bank pembangunan.

Pada 1950 pemerintah memutuskan RIS menjadi negara kesatuan dan pada 1951 saham DJB dibeli dan Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada saat itu, kedudukan DJB tetap sebagai bank sirkulasi hingga berakhirnya kesepakatan KMB ternyata telah mengobarkan semangat kebangsaan yang terwujud melalui gerakan nasionalisasi perekonomian Indonesia.

Konsolidasi ekononi menjadi tujuan utama karena beratnya masalah seperti produkivitas rendah, devisa langka, bahan konsumsi tak cukup, dan inflasi melaju.

Alhasil sejak berlakunya Undang-undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953 menurut kebijakan pemerintah, bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga bank sentral dengan nama Bank Indonesia.

Semua informasi ini bisa Anda dapatkan lebih detail bila berkunjung langsung ke Museum Bank Indonesia yang buka setiap hari Selasa-Jumat pukul 08.00-15.30 WIB.

Sedangkan hari Sabtu-Minggu mulai pukul 08.00-16.00 WIB dengan membayar tiket masuk Rp 5.000 per kepala.

Lokasi Strategis

Letaknya yang strategis membuat pengunjung tidak akan sulit mencapai museum yang terpilih sebagai museum terbaik tahun 2012 se-DKI Jakarta ini.

Memakai moda transportasi umum, Anda hanya perlu menaiki bus TransJakarta jurusan Blok M-Jakarta Kota lalu tinggal jalan kaki sekitar 50 meter.

Begitu pula jika menggunakan kereta api Commuter Line tujuan akhir Jakarta Kota yang berhenti persis disebarang museum.

Bagi Anda pengguna kendaraan pribadi banyak akses yang dapat ditempuh semisal lewat Jalan Hayam Wuruk dari arah Harmoni atau Jalan Mangga Dua dari arah Gunung Sahari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas