Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yang Harus Dibenahi Agar Kapal Pesiar Asing Mau Rajin Singgah ke Wisata Bahari Indonesia

Mengapa kapal-kapal pesiar asing rajin singgah ke Thailand dan Malaysia? Ini yang harus dibenahi di Indonesia.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Yang Harus Dibenahi Agar Kapal Pesiar Asing Mau Rajin Singgah ke Wisata Bahari Indonesia
Tribun Timur/Rasni Gani
Manajemen PT Pelindo IV menyambut kedatangan kapal pesiar di pelabuhan Jl Soekarno Hatta, Makassar, Kamis (26/2/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Potensi wisata bahari melalui kapal layar (yacht) di Indonesia masih belum tergarap maksimal. Ini dapat dilihat dari rendahnya kontribusi yang diberikan, yakni baru 35 persen.

Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam acara "2nd Indonesian Yacht Forum 2015, Indonesia Yacht Show (IYS)", di Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Menpar menjabarkan beberapa masalah yang menjadi kendala wisata kapal layar di Indonesia. Beberapa diantaranya ialah masalah visa.

Jika dibandingkan dengan negara lain yang juga menjual wisata bahari melalui kapal layar seperti Thailand dan Malaysia, Indonesia masih kalah dalam jumlah negara bebas visa.

“Di Indonesia visa masih susah ya, Thailand memberikan bebas visa ke 56 negara, Malaysia bahkan memberikan sampai ke 154 negara,” katanya.

Menurut Arief hal ini membuat pelayar dari mancanegara terkadang malas berlayar ke Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Masalah lainnya yang diangkat ialah perihal destinasi. Indonesia dinilai masih kekurangan titik labuh (marina). Ini membuat para pelayar sulit mendatangi tempat-tempat yang diinginkan.

Hingga saat ini baru ada 38 titik labuh khusus wisata kapal layar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa yang terkenal di antaranya Marina Nongsa di Batam, Marina Batavia Sunda Kelapa di Jakarta, Marina Berth, Marina Padangbai, dan Marina Amed di Bali.

Arief juga mengangkat masalah Clearance Approval for Indonesian Territory (CAIT).


Menurut Menpar, sistem dan birokrasi untuk mengurus CAIT masih sulit. Belum lagi sistemnya yang masih manual, belum terintegrasi secara online.

“Padahal kalau online kan lebih enak ya. Saya sambil setengah mengantuk juga bisa mendaftar untuk mengurus itu,” terangnya sambil bercanda saat memberikan pidato pembukaan acara IYS.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas