Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Olahan Ikan Sepit, Kuliner Khas Kabupaten Muratara, Mau Digulai atau Dibakar, Rasanya Tetap Juara

Olahan ikan sepit sangat juara. Rasanya yang gurih dan bisa dimasak dengan beragam cara membuat masyarakat Muaratara amat menyukainya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Olahan Ikan Sepit, Kuliner Khas Kabupaten Muratara, Mau Digulai atau Dibakar, Rasanya Tetap Juara
Sriwijaya Post/Ahmad Farozi
Ikan sepit amah gulai kecap siap dihidangkan. 

Laporan Wartawan Sriwijaya Post: Ahmad Farozi

TRIBUNNEWS.COM, MURATARA — Kabupaten Musirawan Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki beragam jenis kuliner khas yang wajib dinikmati.

Salah satu yang cukup familiar di tengah masyarakat setempat adalah olahan ikan sepit.

ikan sepit
Ikan sepit yang belum diolah.  (Sriwijaya Post/Ahmad Farozi)

Tapi tunggu dulu. Sepit bukanlah nama ikan. Ikan sepit adalah istilah yang digunakan untuk olahan beragam jenis ikan yang dibuat dengan cara dijepit atau “sepit” dalam bahasa lokal.

Ikan dijepit menggunakan bilah bambu yang dibelah tiga, kira-kira seukuran tiga jari tangan.

Nah, di kedua ujung bilah bambu yang panjangnya kira-kira 40 cm, diikat atau diganjal dengan kayu, supaya rangkaian ikan yang dijepit tidak jatuh atau terlepas saat diolah. Setelah itu, ikan tersebut dikeringkan diatas bara api.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Muratara memang menetap di desa-desa yang berada dipinggiran daerah aliran sungai.

Berita Rekomendasi

Sejak zaman dahulu, sungai menjadi sumber kehidupan dan juga menjadi akses transportasi bagi masyarakat setempat.

Selain itu, sungai yang kaya dengan aneka ragam jenis ikan yang ada didalamnya, juga menjadi sumber makanan bagi masyarakat lokal.

Di sepanjang aliran sungai besar seperti sungai Rupit dan sungai Rawas, termasuk sungai-sungai kecil, seperti sungai Batang Empu, sungai Tiku, sungai Minak dan anak-anak sungai lainnya, banyak dijumpai aneka jenis ikan.

Oleh masyarakat setempat, sebagian ikan yang diperoleh dari sungai tersebut ada yang dibuat jadi ikan sepit.

Soal cita rasa, olahan ikan sepit sangat juara. Rasanya yang gurih dan bisa dimasak dengan beragam cara membuat masyarakat Muaratara amat menyukainya.

Ikan sepit ini ada dua macam, yaitu "sepit masin" atau ikan yang sudah diberi bumbu secukupnya sebelum dikeringkan dan rasanya sudah asin.

Kemudian ada juga "sepit amah", yaitu ikan yang tidak diberi racikan bumbu apa-apa saat dikeringkan diatas bara api.

Sepit amah rasanya masih hambar, atau disebut dengan istilah "amah alias tak berasa dalam bahasa lokal.

Karena cara pengolahannya dikeringkan diatas bara api, maka oleh sebagian masyarakat setempat, ada pula yang menyebut ikan sepit ini dengan istilah ikan panggang.

Pada prinsipnya, proses pengolahan ikan sepit atau ikan panggang, hampir sama dengan cara membuat ikan salai atau ikan asap.

Ikan yang sudah dibersihkan, dikeringkan diatas perapian. Tapi biasanya, ikan salai kebanyakan ikan tak bersisik dan pengolahannya lebih lama.

Sedangkan ikan sepit, didominasi ikan bersisik yang ukurannya relatif lebih kecil.

Untuk ikan sepit masin, biasanya langsung bisa dimakan sebagai lauk ketika sudah dikeringkan atau dipanggang, karena rasanya sudah asin.

Demikian pula ikan sepit amah, bagi yang tak ingin repot-repot, biasanya setelah dikeringkan diatas bara api, juga bisa langsung dimakan sebagai lauk, dengan cocolan kecap asin yang diberi irisan bawang dan cabai rawit.

Sedangkan jika ingin cita rasanya sedikit berbeda, maka ikan sepit amah biasanya dimasak lagi dengan berbagai cara. Bisa dipindang atau digulai santan, tergantung selera.

Cara lainnya adalah dimasak gulai kecap. Cita rasa ikan sepit amah dengan cara dimasak gulai kecap ini cukup khas dan gurih.

Apalagi, disela makan, kuahnya sesekali juga bisa dihirup, membuat kenikmatan makan jadi bertambah.

Cara membuat ikan sepit amah gulai kecap cukup sederhana dan mudah.

Bahan-bahan yang diperlukan antara lain, bawang merah dan putih, cabai, asam kandis, kecap asin, minyak goreng, garam, penyedap, air dan ikan sepit amah secukupnya.

Bawang merah dan putih serta cabai, diiris-iris kecil, lalu digoreng sampai harum dan agak layu. Setelah itu, tambahkan air secukupnya.

Ketika air sudah mendidih, masukkan beberapa ekor ikan sepit amah. Lalu masukkan garam dan penyedap rasa secukupnya.

Kemudian masukkan kecap asin kedalam masakan secukupnya sampai kuahnya berwarna kecoklatan, lalu masukkan asam kandis secukupnya.

Setelah seluruh bahan tercampur, masakan ikan sepit amah gulai kecap bisa diangkat dan siap untuk disajikan.

Ikan Langka

Salah satu jenis ikan yang biasa diolah masyarakat Muratara menjadi ikan sepit adalah ikan cawang hidung atau oleh masyarakat lokal disebut cawing hidung.

Tekstur daging yang tebal serta rasa khas dari ikan ini menjadi alasan mengapa ikan ini cukup digemari.

Cawang hidung atau schismatorhynchus heterorhynchus, merupakan ikan asli Indonesia yang bersipat endemik yaitu hanya hidup di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Keberadaan ikan ini di perairan sudah hampir punah dan sangat sukar untuk mendapatkannya.

Karena itu wajar jika ikan jenis ini masuk dalam Red List of Threatened Species (IUCN, 2006).

Ikan cawang hidung lebih suka hidup pada perairan sungai yang airnya jernih, berarus sedang sampai deras dan memiliki batu-batu besar di pinggirannya.

Pada kondisi air besar atau banjir ikan ini lebih suka berdiam diri di dalam batu-batu besar tersebut.

Sedangkan apabila perairan sungai mulai surut dan agak dangkal serta kondisi air yang jernih, maka ikan cawang hidung akan keluar untuk mencari makan, yaitu lumut atau algae yang menempel pada bebatuan sungai.

Meski termasuk ikan langka, masyarakat di Muratara cukup sering mendapatkan ikan ini.

Mereka menangkapnya masih menggunakan peralatan tradisional seperti pancing, jala atau jaring.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas