Pulau Bulat, Pasir Putih dan Suasana yang Sunyi, Tempat 'Melarikan Diri' dari Penatnya Jakarta
Pulau cantik nan indah ini memang cocok untuk mengasingkan diri Anda jauh dari kebisingan kota sembari memandang eksotika panorama pantai yang jernih.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kala akhir pekan datang, datanglah ke pulau yang terletak di ujung utara bagian Jakarta, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Nama pulau itu adalah Pulau Bulat yang lokasinya tidak jauh dari lokasi Pulau Harapan (pemukiman warga Kepulauan Seribu) hanya sekitar 20 menit menggunakan perahu kayu bermotor.
Pulau Bulat bisa diakses dengan kapal kecil atau kapal cepat dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta dan Dermaga Marina Ancol. (Tribunnews/Reynas)
Pulau Bulat ini memiliki luas tanah 1.28 hektar di bawah Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang diperuntukan sebagai tempat pariwisata sekaligus peristirahatan.
"Di pulau ini, belum ada homestay untuk menginap tetapi pengunjung bisa mendirikan tenda jika ingin menghabiskan waktu berlama-lama," kata Firman (28) seorang pemandu wisata kepada Tribun Travel, Minggu (23/8/2015).
Pulau cantik nan indah ini memang cocok untuk mengasingkan diri Anda jauh dari kebisingan kota sembari memandang eksotika panorama pantai yang jernih.
Hamparan pasir putih menawan pun membuat destinasi ini wajib dikunjungi bagi para wisatawan yang hendak mencari suasana tenang ditemani embusan angin dari pepohonan taman arkeologi.
Di sini Anda akan melihat bangunan penginapan yang tidak terawat dengan baik juga pendopo cukup luas di bagian belakang dengan konstruksi kayu-kayuan.
Konon, kabarnya pulau ini dahulu milik mantan penguasa Orde Baru yaitu Keluarga Cendana (Almarhum mantan Presiden Soeharto).
"Berbicara tentang sejarah dulu pulau ini memang saya dengar punya Pak Soeharto tapi saya tidak tahu pasti sekarang siapa pemiliknya," lanjut Firman.
Pulau Bulat. (Tribunnews/Reynas)
Pulau yang tak tercantum di dalam peta ini tidak ditarik biaya bagi setiap pengunjung yang silih bergantian datang, hanya saja perahu bermotor harus membayar untuk menyandarkan kapalnya.
Tempat mandi, cuci, kakus atau biasa disingkat MCK juga tidak nampak di dalam Pulau Bulat.
Kendati begitu ada banyak saja traveler yang menggelar tenda mereka tidak jauh dari warung mini dekat pintu masuk.
Sebelum masuk ke Pulau Bulat ada tembok yang menjuntai setinggi 1 meter di atas permukaan laut.