Video Bikin Tato di Leher Wanita Dalam 10 Menit, Simak Testimoni Risikonya Meski Tato Non Permanen
Ini video cara cepat bikin tato kupu-kupu non permanen di leher wanita hanya dalam 10 menit. Tapi simak juga potensi risiko bertato biar tak permanen.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Terus terang, saya menulis artikel ini memang tergelitik karena berita kehebohan ibu menteri yang mempunyai tattoo cukup mencolok di kaki nya. Tapi bukan mengulas tentang tattoonya ibu menteri.
Juga bukan ingin menilai dari sisi baik, buruk, boleh, tidak, dari sisi masyarakat timur ataupun dari sisi agama. Saya bukan pakarnya dan tidak tertarik untuk menilai orang lain.
Di sini saya hanya sekedar bercerita tentang pengalaman pribadi yang kebetulan pernah merasakan punya tattoo meskipun itu hanya tattoo temporary yang sebulan juga sudah hilang. Pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran terutama bagi yang ingin coba-coba membuat tattoo...
Waktu itu tahun 2008, saya bekerja sebagai Humas di ITC Mega Grosir Surabaya. Kami mengadakan event yang berhubungan dengan seni lukis melukis.
Dimeriahkan dengan berbagai macam seni lukis yang diekspresikan lewat banyak media, termasuk melukis cat di badan (body painting) dan tattoo.
Pada waktu pembukaan pameran, ada stand tattoo yang minta saya untuk menjadi modelnya.
Karena kata dia jenis tattoonya temporary, dibuat dari pacar india (hena) yang akan hilang dalam waktu sebulan.
Sayapun tidak berkeberatan. Kemudian saya memilih gambar kupu yang mungil dan imut.
Saya sangat antusias karena di samping pengunjung yang menonton sangat banyak, saya juga pengen nyoba punya tattoo. Tidak sampai setengah jam, tattoo itupun sudah selesai dan si kupu-kupu menempel dengan manisnya di tangan saya.
Belum setengah jam tattoo itu menghias tangan, tiba-tiba saya rasakan gatal-gatal yang mulai muncul di sekitar gambar kupu-kupu itu. Degg....saya spontan baru ingat kalau saya alergi dengan tinta atau cat rambut.
Apalagi bahan tattoo tadi adalah hena yang juga biasa di pakai untuk bahan mewarnai rambut.
Saya langsung panik. Sudah terbayang rasa gatal dan bengkak yang akan menghantui selanjutnya.
Itu sudah bisa saya pastikan dengan pengalaman mewarnai rambut yang selalu diakhiri dengan munculnya bentol-bentol di kepala. Tapi bagaimana lagi, semua sudah terlambat.