Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Air Terjun Madakaripura , Probolinggo: Eksotis Tapi Sayang Tempat Ini Dijuluki 'Sarang Preman'

Air terjun ini tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia setelah air terjun Si Gura-gura di Sumut yang memiliki ketinggian 250 meter

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Air Terjun Madakaripura , Probolinggo: Eksotis Tapi Sayang Tempat Ini Dijuluki 'Sarang Preman'
Surya/Benni Indo
Air terjun Madakaripura dengan kolam berwarna hijau muda di bawahnya. 

Laporan Wartawan Surya, Benni Indo

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Eksotisme pemandangan Air Terun Madakaripura sungguh luar biasa.

Maka tidak heran kalau air terjun yang terletak di Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo itu ramai didatangi pengunjung.

air terjun
Patung Gadjah Mada menyambut pengunjung Madakaripura di depan jalur masuk menuju air terjun. (Surya/Benni Indo)

Gemericik air terdengar lirih ketika memasuki celah dua tebing yang dirimbuni tanaman hijau pada dinding tebingnya.

Keindahan pelangi yang seperti jembatan cengkung terlihat ketika butiran air terjun Madakaripura memantulkan cahaya mentari.

Tidak hanya satu pelangi, bahkan ada beberapa pelangi yang menghiasi sungai di bawah tebing itu.

Siapapun yang menyaksikan keindahan alam itu, bak berjalan di atas pelangi. Luar biasa indah!

Berita Rekomendasi

Siapapun yang berkunjung ke tempat itu juga harus siap basah.

Itu karena jalanan setapak yang mesti dilewati berada tepat di bawah tetesan air.

Jika pun tidak ingin basah, pengunjung bisa menyiapkan jas hujan atau beli di lokasi.

Bergeser ke depan, ada air terjun utama dengan ketinggian 200 meter.

Angka itu membuat air terjun Madakaripura menjadi air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia setelah air terjun Si Gura-gura di Sumatera Utara yang memiliki ketinggian 250 meter.

 air terjun
Air terjun Madakaripura.  (Surya/Benni Indo)

Di bawah air terjun terdapat kolam dengan kedalaman sekitar 10 meter.

Air jernih nan sangat dingin di kolam itu berwarna hijau muda.

Pengunjung bisa mandi di kolam itu. Kejernihan air di Madakaripura tidak sekadar pesona wisata namun juga dimanfaatkan sebagai ritual keagamaan.

Umat Hindu Tengger mengambil air di air terjun Madakaripura untuk upacara keagamaan.

Mereka menyebutnya sebagai air suci. Cerita lain tentang air terjun Madakaripura adalah tentang Gadjah Mada.

Mitos yang berkembang, Gadjah Mada lahir dan muksa (menyatu dengan alam) di tempat itu.

air terjun
Seseorang sedang mengecek sepeda motor pengunjung lokasi wisata Madakaripura sebelum menyiram motor itu dengan seember air di parkiran. Aksi semacam ini cukup meresahkan pengunjung.  (Surya/Benni Indo)

Namun patut disayangkan juga. Keindahan alam dan kearifan sejarah Madakaripura tercoreng oleh pelayanan yang sangat buruk.

Beberapa pengunjung yang pernah datang ke sana bahkan tak segan menyebut Madakaripura sebagai 'sarang preman'.

Seorang pengunjung, Sandhya Purnama Putera, menceritakan, ketika dia dan teman lainnya turun dari mobil di dekat pintu masuk, beberapa orang langsung mendekat ke arahnya.

Mereka memaksa menjadi guide rombongan dengan tarif minimal Rp 100 ribu. Padahal, Sandhy telah membawa guide dari travel agen yang ia sewa.

Sandhy dan temannya sempat menolak. Namun orang yang mengaku dari paguyuban itu terus memaksa.

Katanya, itu sudah menjadi peraturan yang berlaku di kawasan Madakaripura.

Perdebatan panas pun terjadi tatkala Sandhy menanyakan otentifikasi peraturan yang berlaku. Sementara orang itu tidak bisa menunjukkan peraturan tertulisnya.

"Kalau peraturan tertulis tidak ada, mas. Tapi prosedur berkunjung di sini harus pakai guide lokal," kata orang itu.

Hemat cerita, Sandhy dan rombongannya terpaksa menggunakan guide dengan tarif Rp 50 ribu.

Perjalanan dari pintu masuk hingga air terjun Madakaripura ditempuh dengan berjalan kaki.

Waktu tempuh sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 1.5 Km. Kondisi jalan cukup aman, pun saat berada di air terjun.

Dengan kondisi seperti itu, sebetulnya pengunjung tidak perlu guide.

Tak cukup hanya di situ, ketika para pengunjung meninggalkan kendaraannya yang terparkir, ada beberapa orang menyiram kendaraan itu.

Untuk sepeda motor sekadar disiram ban dan bagian belakangnya. Sedangkan mobil disiram kaca depannya. Padahal pemilik kendaraan tidak pernah meminta motornya disiram.

Orang-orang melakukan pekerjaan itu spontanitas. Ketika tugas mereka menyirami kendaraan selesai, mereka meminta upah kepada pemilik kendaraan.

Mereka mengatakan kepada pemilik kendaraan kalau mereka baru saja mencuci kendaraan. Padahal yang mereka lakukan sekadar menyiram.

Upah yang diminta minimal Rp 20 ribu. Jika tidak dituruti permintaannya, mereka.akan terus memaksa dan bahkan tidak segan melakukan tindak kekerasan.

Maka tak heran kalau Madakaripura disebut 'sarang preman'. Itu merujuk pada sikap pelayanan wisata yang buruk sehingga mengancam kenyamanan dan keamanan pengunjung.

Sayang sekali Madakaripura. Keindahan alam yang tiada tandingnya itu mesti diperburuk oleh sikap tamak segelintir orang.

Jika kondisi seperti itu terus terjadi, tidak lah heran kalau para pengunjung cukup sekali saja mendatangi Madakaripura.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas