Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jernihnya Sungai yang Dibentengi Tebing Batu Tajam Ini Disebut-sebut Hidden Canyon-nya Bali

Aliran sungai dengan dibentengi tebing batu tajam di kanan dan kirinya di kawasan Gianyar ini disebut-sebut sebagai hidden Canyon-nya Bali.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Jernihnya Sungai yang Dibentengi Tebing Batu Tajam Ini Disebut-sebut Hidden Canyon-nya Bali
Tribun Bali/ Cisilia Agustina Siahaan
Aliran sungai Beji dikelilingi tebing-tebing di Sukawati, Gianyar Bali, ini disebut-sebut sebagai Hidden Canyon-nya Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina S

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Berbagai tempat menarik di Bali yang tersembunyi kini sudah tidak lagi asing berkat suksesnya promo wisata.

Di era social media saat ini, tempat-tempat yang dulunya tidak terjamah ini, satu per satu mulai tampak dan menjadi destinasi baru untuk dikunjungi.

Satu di antaranya yang kini mulai banyak diperbincangkan orang-orang adalah sebuah aliran sungai dengan dibentengi tebing batu tajam di kanan dan kirinya.


Aliran sungai Beji dikelilingi tebing-tebing di Sukawati, Gianyar Bali, ini disebut-sebut sebagai Hidden Canyon-nya Bali.

Karena bentuknya tersebut, oleh beberapa anak muda dan pengunjung yang datang ke sini, spot ini disebut dengan Hidden Canyon Beji Guwang atau Hidden Canyon Bali.

Sebenarnya spot ini berada di area Sungai Beji yang lokasinya dekat dengan Pura Dalem Guwang, Sukawati, Gianyar.

Tepat di sebelah pura, ada tangga menuju ke bawah, dari sini akses menuju hidden canyon tersebut dimulai.

Berita Rekomendasi

Puluhan anak tangga dengan jarak yang lumayan tinggi satu dengan yang lainnya pun harus dilewati.

Sampai di dasar anak tangga, akan tampak area tirta dengan beberapa pancoran yang menurut warga setempat, biasanya digunakan untuk melukat dan ritual persembahyangan lainnya.

Dari sana, kemudian ambil jalan ke kiri menyusuri area tukad dengan masih banyak bebatuan di sekitarnya.

“Sudah dua pekan terakhir ini, banyak anak-anak yang datang untuk foto-foto. Sebenarnya tempatnya sudah ada sejak dulu. Ya tampilannya seperti itu, banyak batu-batu saja sebenarnya,” ujar Wayan, warga setempat.

Sekitar 700 meter jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki hingga tiba di area yang dimaksud.


Dengan melewati batu-batu tersebut, dan sesekali harus membiarkan kaki basah dengan melewati sungai, seperti itulah akses jalan yang harus dilalui para pengunjung di sini.

Tak hanya itu, pengunjung juga harus siap memanjat dan meraba-raba dinding tebing untuk bisa berpindah dari satu titik ke titik yang lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas