TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Rumah bergaya kuno dan berhalaman luas, berdiri tepat di tepi Jalan Ahmad Yani, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bangunan buatan era tahun 1920-an itu, kini tak lagi sekadar menjadi sejarah peninggalan masa lalu.

Oleh pemiliknya, bangunan tua itu berubah menjadi sebuah restoran berkonsep keluarga yang nyaman, tenang dan tidak melupakan kesan khas tempo dulu.

Pengunjung tidak hanya menikmati kulinernya, namun mendapatkan suasana berbeda dengan kehadiran beberapa benda lama seperti proyektor bekas bioskop Surya, koper, keramik dan lainnya.

Bangunan itu kini berwujud Cafe dan Resto Tan Kasteel, yang menyajikan menu makanan Barat, Thailand, Indonesia dan Korea.

Nasi bakar dan varian lauk pelengkapnya.

Tak perlu khawatir soal kecocokan lidah orang Bangka, karena semua menu menyesuaikan dengan citarasa khas lokal.

"Koki dari Jakarta, sudah berpengalaman. Jadi, kita tidak serta merta menyajikan menu luar lalu ditawarkan kepada pengunjung. Justru, kita mencari tahu orang Bangka suka makan apa, baru dibuat menunya" kata pengelola Tan Kasteel, Regina (24).

Misalnya nasi bakar yang dipadu dengan bumbu kaya rempah-rempah dan dibalut daun pisang, sehingga aroma khasnya lebih terasa. Nasi putih dan merah menyatu, untuk mendapatkan keunikannya.

Ingin mencoba menu ala Korea, ada bimbimbab yang berisi sayur-sayur, telur dan daging sapi menjadi satu diaduk sendiri. Tekstur nasi garing karena disajikan di pot panas.

Nah, yang membedakan adalah saos goju jjang. Saos ini warna merah menyala tetapi tidak pedas dan terasa rempah-rempah Korea.

Ketika masuk di mulut, nasi berwarna merah menyebar rasa pedas namun sesaat. Setelah itu, rasakan perpaduan rempah-rempahnya menggoyang lidah.

Bagi yang senang sayur, tak salah mencicipi Thai salad. Rasanya asam dan manis, tidak membosankan saat dikunyah di mulut.
Untuk menu camilan sambil bersantai menikmati wifi gratis, beragam makanan ringan, ada wafel es krim, nachos dan lainnya. Serta masih banyak menu pilihan lainnya, tergantung selera.

"Sebenarnya cuma nama-nama menu saja yang beda karena ditulis dalam bahasa asing, isinya sama saja. Jumat malam dan Sabtu malam ada live music. Kita sediakan taman dan ruangan bersantai anak muda. Ada juga VIP room dan ruangan ber-AC," kata Regina.

50 Tahun Kosong

Tan Kasteel ada rumah kakek orangtua Regina, yakni Meneer Tan Eng Siang. Tan Kasteel artinya kediaman keluarga Tan yang berdiri tahun1920-an lalu.

Di dua kamar masing-masing ditinggali anak Tan Eng Siang, yaitu Tan Kang Loek dan Tan Kang Lie, dibuat ruangan VIP yang mengesankan khas tempo dulu.

Pengelola Tan Kasteel, Regina adalah keturuan keempat Tan Eng Siang. Dia bersama beberapa kerabatnya menyulap bangunan yang tidak ditempat selama 50 tahun, menjadi sebuah resto unik dan nyaman.

Salad Thailand

"Pada tanggal 31 Mei 2015 Tan Kasteel dibuka. Memang awal-awalnya mengesankan tempat ini ekslusif, padahal resto keluarga yang nyaman untuk bersantai," kata Regina.

Dia mengubah sedikit bangunan asli yang awalnya ada 3 kamar menjadi 2 ruangan VIP dan satu kamar berubah fungsi sebagai dapur dan kantor.

Di sampingnya, ditambah bangunan baru lengkap dengan taman sehingga terbentuk sebuah resto berkonsep anak muda.
Berdiri di atas lahan 1,2 hektare (ha), bangunan seluas 350 meter persegi ini seperti berada di tengah perkebunan.

Bila masuk ke dalamnya, rasanya tidak berada di tepi jalan raya karena begitu sejuk, teduh dan tenang.  (Bangka Pos/Alza Munzi Hipni)