Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Etnis Melayu, Tiongkok, dan Arab Berbaur Rukun di Muntok, Kota Pengasingan Bung Karno

Siapa sangka kota Muntok di Bangka Barat ini pernah jadi lokasi pengasingan Bung Karno. Etnis Melayu, Tiongkok dan Arab berbaur di sini.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Etnis Melayu, Tiongkok, dan Arab Berbaur Rukun di Muntok, Kota Pengasingan Bung Karno
Kompas.com/ Mentari Chairunissa
Klenteng Kong Fuk Miau di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat 

TRIBUNNEWS.COM -Kota Muntok mungkin masih terdengar asing di telinga.

Kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung ini ternyata memiliki potensi terpendam yang erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia.

Tak heran jika Kota Muntok dipilih sebagai tuan rumah kegiatan internaisonal IMT-GT Homestay Fair 2015.

“Kekuatannya ada dua, sejarah dan budaya. Muntok memiliki diferensiasi,” kata Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata, Hari Untoro Dradjat, Sabtu (12/9/2015).


Salah satu ruangan di Pesanggrahan Menumbing, Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Di Pesanggrahan Menumbing yang terletak di tengah hutan, di Gunung Menumbing, beberapa tokoh nasional diasingkan oleh Pemerintah Belanda  (Kompas/Fery Santoso)

Lebih lanjut Hari mengatakan, Muntok memiliki perpaduan antara budaya dan sejarah yang erat kaitannya dengan lada putih dan timah.

Dua komoditas tersebut bisa menjadi modal utama pengembangan wisata Muntok, selain beragam sejarah yang dimilikinya.

Salah satu sejarah yang menjadi andalan Kota Muntok adalah bahwa dulunya tempat ini pernah menjadi tempat pengasingan proklamator Indonesia serta para penggagas bangsa lainnya.

Berita Rekomendasi

Ya, Bung Karno dan Bung Hatta masing-masing pernah merasakan pengasingan di Kota Muntok.

Selain mereka, nama-nama lain seperti Agus Salim, M. Roem, Ali Sastroamidjojo, A.G. Pringgodigdo, Sri Sultan Hamengku   Buwono IX, dan lainnya.

Selain kaya akan sejarah, latar belakang multikultural begitu kuat di Kota Muntok.

Setidaknya, terdapat perpaduan tiga etnis yang berbaur di Kota Muntok, yakni Melayu, Tiongkok, dan juga Arab.

Meski begitu, namun kerukunan dan toleransi begitu terasa antar etnis dan golongan.

“Saya menyadari betul potensi keberagaman, keharmonisan, itu membuktikan bahwa pendahulu kita sudah membangun itu. Kerukunan umat beragama harus dijaga bersama-sama,” jelas Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali.

Menyadari hal itu, Zuhri merasa hal ini bisa dijadikan daya tarik tersendiri bagi wisata Kota Muntok. Menurutnya, akan menarik jika wisatawan dapat belajar bagaimana cara berbaur serta toleransi yang dijunjung masyarakat Kota Muntok.


Wisma Ranggam di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno di era Agresi Militer II (Kompas.com/ Mentari Chairunissa)

“Kita ingin memperkuat budaya yang kita miliki, budaya terbuka, budaya yang toleran. Bagaimana kita bisa berbaur tapi identitas kita tetap ada dan terjaga,” lanjutnya.

Kegiatan IMT-GT Homestay Fair 2015 selain menjadi ajang promosi pariwisata Kabupaten Bangka Barat khususnya Kota Muntok, acara yang diselenggarakan pada 11-12 September 2015 tersebut juga dijadikan wadah berbagi seputar pengelolaan homestay untuk desa wisata.

Tak hanya itu, terdapat pula workshop mengenai pengembangan kota tua bagi para pengelola wisata. (Mentari Chairunissa)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas