Singgah di Pulau Pang Yee Thailand, Ternyata Penduduknya Muslim Asal Jawa
Singgah di Pulau Pang Yee Thailand, ternyata penduduk aslinya asal Jawa, muslim, tapi mereka tidak berbahasa Jawa.
Editor: Agung Budi Santoso
. Sang pelayan yang kebanyakan berusia remaja tersebut tampak kebingungan dan mencoba menjawab dengan bahasa tubuh, yang menandakan keterbatasan mereka untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan.
Ternyata, tidak seperti saudara mereka di Suriname yang sampai saat ini masih menggunakan bahasa Jawa, penduduk Pulau Pang Yee sudah menggunakan bahasa Thai (atau salah satu bahasa daerah di Thailand?) sebagai bahasa keseharian mereka.
Makanan yang disajikan di salah satu restoran yang saya singgahi pun, tidak mempunyai cita ras khas Jawa, namun sedikit mirip dengan rasa masakan Melayu. Mungkin sudah disesuaikan dengan lidah para turis. Entahlah..
Tidak banyak informasi yang saya dapatkan di sana, karena waktu itu bertepatan dengan waktu salat Jumat, sehingga pulau tersebut tampak sepi, dan keterbatasan waktu pula yang menjadi alasan saya untuk meninggalkan pulau itu dengan rasa penasaran yang menggunung.
Perahu mesin pun meraung meninggalkan dermaga Pulau Pang Yee, menuju tujuan wisata berikutnya, Pulau James Bond. Sebenarnya pulau ini bernama asli Khao Phing Kan. Lalu pada tahun 1974 film hollywood James Bond: The Man with the Golden Gun melakukan syuting di pulau ini, sehingga sekarang masyarakat mengenal dengan pulau ini sebutan James Bond Island :)
Tidak banyak hal yang menarik di pulau ini selain batu karst yang berdiri menjulang, yang seakan menghujam bibir pantai, bak pasak bumi. Selain pantainya kotor, suasana yang crowded, menghentikan rasa keingintahuan saya mengenai pulau ini.
Sesaat kemudian kami pun menuju tempat wisata terakhir dalam rangkaian tur hari ini, bermain kano di Pulau Talu. Pak Yusuf, menjadi driver kano kami saat itu, dengan kosa kata bahasa Inggris-nya yang terbatas, dia mencoba bersenda gurau, sehingga waktu hampir satu jam mengelilingi Pulau Talu terasa begitu singkat.
Sore itu, sekitar pukul empat sore, tur kano di Pulau Talu berakhir, yang menandakan berakhir pula rangkaian tur hari ini. Kami pun pulang ke pulau utama, Phuket.
Saya dan seorang teman saya adalah orang pertama yang turun dari minivan. Bukan pulang menuju hotel, namun kami diantar ke bandara Phuket untuk melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada malam harinya.
Rasa penasaran masih menggunung ketika pesawat yang membawa kami meninggalkan Pulau Phuket.
Jika kelak ada kesempatan lagi untuk mengunjungi Phuket, dalam hati, saya berjanji ingin mencari tahu lebih dalam lagi jejak nenek moyang kita di Pulau Pang Yee. Semoga. (Risman Mardiana/ Kompasiana/com)