Rujak Jodoh! Ini Alasannya Dinamai Seperti Itu
Mengapa kudapan segar ini dinamai rujak jodoh? Ini alasannya.
Editor: Agung Budi Santoso
Tapi wisatawan tetap dibuat tergiur karena buah yang diletakkan di meja merupakan buah pilihan dan segar.
Berbagai buah buahan mulai dari nenas, mangga, jambu biji, jambu air, timun dan lain-lain baru dipotong setelah pembeli memesan.
Bumbu Khas
Pedagang, Paet, yang sudah hampir 20 tahun berjualan rujak jodoh ini menuturkan rujak jodoh berbeda dengan rujak lainnya karena ciri khas bumbu dan kesegarannya.
"Biasanya kan pedagang rujak suka nyediain buah udah siap dipotong dan bumbunya pun dah siap jadi. Kalau di sini, proses pengulekannya pun ya sewaktu rujak dipesan. Jadi pembeli bisa minta takaran pedasnya," katanya.
Menurutnya, bumbu rujak juga terkenal paling enak karena pedagang menggunakan bahan dasar bumbu berupa pisang batu mentah, belacan, kacang tanah, gula merah dan sedikit garam.
Penjual rujak jodoh.
"Kalau soal bumbu, rujak jodoh rajanya. Karena kita menjaga ciri khas, gula merahnya bisa 1 ons untuk perporsi rujak. Jadi rasanya total, dan pelanggan tidak kabur," katanya.
Ia menuturkan, selain suasana remang, rasa dan kesegaran buah adalah bagian yang tidak terpisahkan sehingga rujak jodoh ini sangat terkenal.
"Perporsinya pun semua pedagang sepakat membuat harga yang sama, yaitu Rp 12 ribu," katanya.
Untuk menuju lokasi Simpang Jodoh ini, bisa ditempuh melalui jalan raya Medan-Batang Kuis.
Kalau malam minggu, ramainya pembeli sering kali membuat macat, dan antrian pembeli pun cukup panjang.