Banyak Orang Yakin Berdoa di Masjid Agung Demak Harapan Akan Terkabul, Ini Faktornya
Banyak orang merasa yakin kalau berdoa di Masjid Agung Demak, doa akan terkabul. Ini faktor penyebabnya.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Priatmojo
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Hujan gerimis turun siang itu. Abdul Aziz yang selesai berziarah di makam Sultan Fattah tampak berteduh di dekat pendopo, di dalam komplek Masjid Agung Demak.
Warga Desa Pidodo, Kecamatan Karang Tengah, Demak, itu mengaku sering berkunjung ke Masjid Agung Demak.
Selain beribadah, tujuannya berziarah ke makam Raja Islam pertama di Jawa.
Di kala bulan Ramadan, hampir setiap hari Abdul Aziz berkunjung ke Masjid Agung Demak.
Hampir sepanjang hari waktunya dimanfaatkan untuk berzikir dan wiritan.
Pengurus masjid menabuh bedug sebagai isyarat sudah masuk waktu salat.
"Kalau pagi biasanya sampai sore, tapi kalau sempatnya sore bisa sampai tengah malam saya disini," ujarnya.
Lain halnya dengan Rena Fiesti Andriani. Warga Jepara tersebut sengaja datang jauh dari rumahnya untuk beribadah di Masjid Agung Demak.
Dia berharap, munajatnya bisa segera dijabbah atau dikabulkan lantaran dipanjatkan di bulan suci Ramadan dan di masjid yang punya hubungan dengan Wali Sanga itu.
"Sengaja datang ke sini sama orangtua untuk salat zuhur sekaligus memanjatkan doa," ungkap lulusan Universitas Muhammadiyah Solo.
Bendahara Takmir Masjid Agung Demak, H Masduki Siddiq mengatakan, kompleks masjid tersebut tidak pernah sepi dikunjungi jamaah.
Apalagi ketika Ramadan datang.
Masjid yang dibangun 1466 masehi tersebut memang memiliki daya tarik tersendiri.
Di samping riwayat pembangunannya yang unik, kesan religius yang sangat kuat menjadi magnet bagi umat muslim.
Pengunjung mengambil air dari Gentong Kong dari Dinasti Ming yang merupakan hadiah Putri Campa. Gentong tersebut berada di kompleks Masjid Agung Demak.
Masduki mengatakan, ada jutaan orang yang datang berkunjung ke Masjid Agung Demak, baik untuk beribadah maupun berziarah. Mereka yang datangpun beragam, mulai pejabat hingga orang biasa.
"Rata-rata, dalam setahun, ada dua juta orang yang berkunjung. Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) pernah ke sini, bahkan sebelum dia mencalonkan diri (sebagai gubernur). Mantan presiden SBY, saat masih jadi presiden, pernah menyempatkan salat tarawih di Masjid Agung Demak," ungkapnya.
Merujuk pada kronik, Masjid Agung Demak awalnya merupakan bangunan pelengkap untuk pesantren yang didirikan Sultan Fattah bersama para Wali Sanga.
Pembangunannya diawali peletakan batu pertama yang ditandai adanya prasasti pada pintu masuk masjid yang dinamai pintu bledek atau petir.
"Prasati yang berbentuk ukiran naga di daun pintu masjid tersebut merupakan Condro Sengkolo yang berbunyi Nogo Mulad Saliro Wani yang bermakna tahu 1388 saka atau sama dengan 1466 masehi yang merupakan tonggak awal pembangunannya," jelas Masduki.
Secara arsitektur, Masjid Agung Demak memiliki bentuk unik dengan atap berwujud limas dan bertingkat.
Sebagai penyangga, terdapat empat soko yang menjadi pondasi kokoh masjid.
Soko tersebut merupakan pemberian para wali. Mereka adalah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati dan Sunan Bonang.
"Yang jadi daya tarik, terutama soko yang diberikan Sunan Kalijaga. Pada soko tersebut terdapat bagian yang berasal dari tatal atau serbuk kayu yang ternyata kuat menopang masjid. Soko tersebut berasal dari kayu Jati yang diameternya mencapai 115 cm, kalau sekarang susah dicari," lanjutnya.
Interior Masjid Agung Demak.
Selain bangunan masjid, di kompleks masjid terdapat makam Sultan Raden Fattah beserta keluarga kerajaan. Termasuk, makam Pangeran Sekar Sedo Lepen yang merupakan putra dari Aryo Penangsang.
Menurut Masduki, kompleks Masjid Agung Demak biasanya ramai dikunjungi ketika masuk bulan Rajab, Maulud dan Ruwah.
Masjid Agung Demak berada di belakang Alun-alun Demak. Atau, berjarak sekitar 30 Km dari Kota Semarang yang bisa ditempuh selama 45 menit perjalanan.
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, arahkan kendaraan Anda ke timur atau arah Surabaya melewati jalur Pantura.
Sesampai di persimpangan Jalan Lingkar Demak, ambil jalan lurus atau Jalan Sultan Fatah yang mengarah ke Kota Demak hingga sampai alun-alun.