Berburu Berkah di Makam Datuk Kalampayan Martapura: Ribuan Orang Datang Ziarah Setiap Hari
Kalimantan Selatan memiliki banyak destinasi wisata religi seperti masjid atau surau tua dengan arsitekturnya yang khas hingga makam-makam ulama.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, KABUPATEN BANJAR - Kalimantan Selatan memiliki banyak destinasi wisata religi seperti masjid atau surau tua dengan arsitekturnya yang khas hingga makam-makam ulama.
Kabupaten Banjar misalnya, memiliki beberapa destinasi wisata religi.
Di antaranya yang paling terkenal adalah Makam Syekh Muhammad Arsyad Albanjari.
Sosok Syekh Muhammad Arsyad Albanjari memang dikenal sebagai seorang ulama yang alim dan saleh di masanya.
Peziarah yang datang ke makam ini tak pernah putus. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Dia dilahirkan di Desa Lok Gabang, Kabupaten Banjar pada 17 Maret 1710 dan meninggal dunia di Dalam Pagar, Kabupaten Banjar pada 13 Oktober 1812.
Makamnya berada di Desa Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura, Kabupaten Banjar.
Karena bermakam di Desa Kalampayan Tengah, oleh orang-orang Banjar, ulama kharismatik ini kemudian sering digelari Datuk Kalampayan.
Semasa hidupnya, ulama bermazhab Imam Syafi'i ini mengabdi sebagai mufti atau tokoh agama di Kerajaan Banjar.
Dia banyak mengarang kitab fikih Islam, di antaranya adalah Kitab Sabilal Muhtadin dan Kitab Tuhfatur Raghibin.
Kedua kitab ini sangat dikenal di kalangan umat Islam Kalimantan Selatan karena dijadikan nama dua masjid terkenal di Banjarmasin: Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan Masjid Jami Tuhfatur Raghibin atau Masjid Kanas.
Seorang anak meminum air dari batok kelapa yang bertuliskan arab. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Kitab Sabilal Muhtadin juga dijadikan rujukan pembelajaran ilmu fikih di kawasan Asia Tenggara.
Karena kekaromahannya sebagai wali Allah, sejak kematiannya ratusan tahun silam hingga sekarang makamnya tak pernah sepi dari peziarah.