Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesal Didatangi Pengamen, Itu Biasa! Tapi Anda Pasti Terhibur Pengamen Angklung Jogja Ini

Kesal didatangi pengamen dengan nyanyi yang tak merdu dan maksa minta duit? Itu mah biasa. Tapi Anda dijamin terhibur oleh pengamen angklung ini.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kesal Didatangi Pengamen, Itu Biasa! Tapi Anda Pasti Terhibur Pengamen Angklung Jogja Ini
jogjasajatrip
Seniman angklung yang biasa ngamen didepan Mall Malioboro l Sumber : jogjasajatrip 

TRIBUNNEWS.COM - Pernah nggak rumah kalian atau malah pas makan diluar disambangin pengamen? Pastinya banyak yang jawab “ya” atau malah “sering”.

Memang profesi yang satu ini sudah nggak asing bagi masyarakat indonesia baik yang tinggal di kota atau malah di desa.

Pengamen memang kadang juga bikin kesal,mengganggu atau malah kadang memaksa secara halus,apalagi kalau situasinya pas di bus atau angkutan umum.

Tapi kali ini saya mau membahas yang baru saja saya alami siang ini.

Entah karena pas hari pasaran atau memang kebetulan saja,siang ini rumahku kedatangan serombongan pengamen yang berjumlah 4 orang.

Yang unik adalah kalau biasanya pengamen cuma modal gitar,ukulele atau malah cuma “kecrekan” tapi yang ini adalah instrumen angklung dan calung.

Sudah bisa nebak kan pasti yang dibawain nggak jauh-jauh dari musik tradisional,lebih tepatnya calung banyumasan.

Berita Rekomendasi

Ada yang membedakan antara pengamen di daerahku (Banjarnegara) dengan pengalaman sewaktu pelesiran ke Jogja.


Pengamen tradisional yang masuk kampung-kampung  (Hendi Setiyanto/ Kompasiana)

Bedanya adalah biasanya kalau di daerah sini itu kadang pengamennya antara niat,ogah-ogahan atau bahkan cuma mau minta duit.

Tapi kalau di Jogja agak beda,disana pengamen atau musisi jalanan total banget kalau mau tampil “berasa apaan coba” . Disana mereka bener-bener niat banget mau ngamennya. Contohnya adalah:

* Instrumennya khas
* Tampilan meyakinkan
* Hafal lirik dan nada alias nggak fales
* Orangnya niat dan sabar
* Nyanyinya atau maennya full alias nggak cuma sepotong
* Jarang maksa

Sebagai catatan,kriteria diatas adalah pengamen yang sering mangkal di depan Mall Malioboro. Soalnya malah banyak orang yang justru penasaran dan berkerumun untuk mendengarkan alunan lagu dari musik tradisional tadi.

Nah sudah ada gambaran sedikit kan tentang bedanya? Itu sih menurut pendapatku loh ya.

Tapi diluar itu semua kita pasti inginnya sama-sama enak. Ya yang jadi pengamen ya yang jadi pendengar harus tercipta hubungan yang saling menguntungkan alias simbiosis mutualisme cielah bahasanya loh..

Oya satu lagi yang ketinggalan,kan misal kita suka dan puas dengan jasa mereka pasti kita nggak sungkan-sungkan buat ngasih Rp. 2000 atau mungkin Rp. 5000 kalau kamu baik hati banget mungkin hehe. Asal jangan ngasih Rp. 500 perak dengan muka jutek dan nggak ikhlas kan?

Rasanya jahat banget kalau sampai berbuat seperti itu,kalau saya sih kadang-kadang iya hahaha. (Hendi Setiyanto/ Kompasiana.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas