Pizza Teri Balado? Mungkin Hanya Ada di Restoran Lokal Yogyakarta
Restoran ini memiliki satu dinding yang dijamin akan memikat mata pengunjung saat memasuki ruangan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan wisata kuliner tak selalu identik dengan makanan tradisional.
Saat ini sudah banyak bermunculan restoran maupun kafe yang memanjakan lidah sekaligus memanjakan mata bagi pengunjungnya.
Restoran Lokal menjadi salah satu tujuan banyak anak muda untuk bercengkrama.
Lokasi restoran yang terletak di pusat kota Yogyakarta ini menyatu dengan bangunan hotel Lokal di belakangnya.
"Biasanya restoran hotel kan hanya ditujukan untuk tamu yang menginap di hotel saja, kita ingin mengubah image itu. Jadi restoran lokal ini kami tujukan untuk masyarakat umum juga," ujar Gita Pitaloka, manajer Lokal Hotel & Restaurant.
Saat memasuki restoran ini, tamu langsung disambut dengan konsep desain interior rustic industrial.
Furnitur yang didominasi dari bahan kayu yang dikreasikan minimalis membuat ruangan ini terasa unik.
Menu Grilled Chicken dan minuman Lokal Pop menjadi salah satu favorit pengunjung resto yang berlokasi di Jalan Jembatan Merah No 104C, Yogyakarta. (KOMPAS.com/Adhika Pertiwi)
"Salah satu alasan kami menamai hotel dan resto ini dengan nama Lokal adalah karena kami berusaha sebisa mungkin menggunakan produk lokal ke dalam desainnya. Termasuk penggunaan ubin kunci berwarna-warni dan juga lukisan dinding karya mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia)," ujar Gita.
Restoran ini memiliki satu dinding yang akan memikat mata pengunjung saat memasuki ruangan, yaitu dinding putih polos yang dilukis dengan pola warna-warni bertuliskan "Jogjakarta".
"Banyak anak muda yang datang ke sini setelah tahu dari posting-an temannya di media sosial yang berfoto di beberapa sudut resto. Itu mungkin yang membuat resto ini selalu ramai untuk nongkrong tiap harinya," kata manajer restoran yang berdiri sejak tahun 2014 ini.
Makanan yang disajikan di restoran ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari makanan lokal, makanan Asia, hingga western.
Gita mengakui, meskipun banyak menu western tetapi chef berusaha untuk menggunakan bahan-bahan lokal untuk diolah.
"Dengan menggunakan bahan lokal membuat kami bisa memberi harga yang terjangkau dompet mahasiswa tanpa mengurangi kualitas rasanya. Salah satu yang jadi favorit adalah nasi goreng roa dan grilled chicken," kata Gita.
Salah satu sudut ruangan di restoran Lokal yang didominasi dengan ubin kunci dan lukisan tangan beraneka warna. (
Grilled chicken disajikan dengan plating yang menarik, yaitu potongan kentang goreng berbentuk kubus dengan daging ayam panggang dengan saus krim.