Menyaksikan Kemilau Budaya Gayo dan Alas di Eksibisi Seni Taman Ratu Sulthanah Safituddin
Taman Ratu Sulthanah Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh tak ubahnya Taman Mininya Aceh.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Taman Ratu Sulthanah Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh tak ubahnya Taman Mininya Aceh.
Mengunjungi tempat ini, kita bisa menengok miniatur ragam kabupaten/kota yang berdiam di provinsi ujung barat Pulau Sumatra.
Tak terkecuali melihat langsung rumah adat yang yang populer disebut anjungan khas 23 daerah yang bertengger di dalamnya.
Tarian Saman Gayo. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Termasuk mengenal lebih dekat seni tradisi yang di hidup di tengah-tengah masyarakat.
Selain Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang dihelat empat tahunan sekali, Eksibisi Seni Taman Ratu Sulthanah Safituddin adalah ajang yang banyak ditunggu-tunggu.
“Ini adalah wujud konsistensi pemerintah untuk menyemarakkan Taman Ratu Safiatuddin sebagai panggung ekspresi dan apresiasi seni dan budaya masyarakat. Penampil dalam eksibisi seni ini adalah budayawan dan komunitas seni dari 23 kab/kota se Aceh,” papar Kepala UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Suburhan SH.
Malam itu Sabtu (17/10), eksibisi seni yang mengusung tema ‘Kemilau Tanah Gayo dan Alas’ menghentak panggung utama Taman Ratu.
Berbagai kreasi seni tari garapan dan daerah ditampilkan oleh seniman dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Tarian perempuan berjangkat. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Penampilan pamungkas berupa tari saman yang dibawakan oleh Sanggar Seribu Bukit-Gayo Lues menyihir banyak mata.
Tari seribu tangan, demikian nama lain yang tersemat padanya merupakan kebanggaan Aceh.
Tarian ini telah mendunia sejak ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh UNESCO 2013 lalu.
Mengakhiri pagelaran malam itu, tampil persembahan kolaborasi musik etnik oleh komunitas musik Segapa etnis dari Aceh Tengah yang mengolah alat musik modern dan alat musik tradisi dari bambu menjadi harmonisasi instrumen yang indah.
Gembita penonton yang antusias dengan berbagai penampilan seni malam itu nyata membayang.