Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinamai Dawet Ayu Banjarnegara Karena Si Mbak yang Jualan Memang Cantik

Bukan sembarang nama rupanya. Dinamai Dawet Ayu Banjarnegara karena rupanya yang jualan itu memang cantik (ayu).

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Dinamai Dawet Ayu Banjarnegara Karena Si Mbak yang Jualan Memang Cantik
Foto-foto: Tribun Jogja/ Hamim Thohari
Dawet Ayu Banjarnegara yang segar manis menggoda, pas untuk melepas dahaga. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Dawet, hampir semua orang mengenal minuman tradisional yang satu ini.

Dan Banjarnegara adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal akan dawet, dan dikenal dengan Dawet Ayu.

Berdasarkan cerita tutur turun-temurun yang ada di tengah masyarakat, ada sebuah keluarga di Banjarnegara yang berjualan dawet sejak awal abad ke-20.

Generasi ketiga pedagang itu terkenal karena cantik.

Maka, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.

Karena kesegaran dan kelezatannya saat ini dawet ayu khas Banjarnegara telah tersebar di banyak kota besar di Indonesia.


Saking terkenalnya Dawet Ayu Banjarnegara, produk ini jadi ikon kebanggaan produk kuliner andalan kota ini. Sampai dijadikan patung.
BERITA TERKAIT

Karena telah menjadi ikon Kabupaten Banjarnegara, maka tak lengkap rasanya jika anda berkunjung ke Kabupaten yang berada di wilayah perbukitan ini tidak mencicipi dawet ayu.

Kawasan Alun-Alun Banjarnegara bisa anda pilih untuk menikmati segarnya minuman yang satu ini.

Di tempat ini terdapat beberapa penjual dawet ayu yang setiap harinya berjualan dari pagi hingga sore hari.

Minuman tradisional ini terdiri dari dawet yang disajikan bersama santan, dan juruh (sirup) dari gula jawa.

Biasanya dawet ayu disajikan dengan tambahan es batu agar lebih segar dan sangat cocok diminum pada cuaca panas.

Ikhsan (46) satu diantara penjual dawet ayu dikawsan Alun-Alun Banjarnegara mengatakan, dawet dalam minuman dawet ayu terbuat dari tepung beras dan tepung gelang (tepung aren).

"Untuk membuat dawet, takaran antara tepung beras dan tepung gelang adalah dua banding satu, lebih banyak tepung berasnya," ujar Ikhsan.

Penggunaan tepung gelang bertujuan agar dawet yang dihasilkan berasa kenyal dan tidak mudah hancur setelah dicetak menjadi dawet.


Dawet Ayu Banjarnegara sedang diracik abang penjualnya.

Kedua tepung tersebut dimasak dengan sedikit air hingga adonan kental.

Untuk memberikan warna hijau, sebagai warna khas dawet ayu, menggunakan air perasan daun pandan.

Sebelum air perasan dimasukan ke dalam adonan, air tersebut diberi enjet (kapur). Penggunaan enjet ini bertujuan menghilangkan getah yang ada di dalam daun pandan dan menghilangkan rasa getir.

"Akan lebih baik jika air perasan daun pandan yang telah diberi enjet didiamkan dulu semalam, agar getahnya benar-benar tidak terasa," terang Ikhsan.

Untuk menghasilkan rasa dawet yang segar dan gurih kelapa yang digunakan sebaiknya tidak terlalu tua maupun terlalu muda.

Dikatakan lelaki asli Banjarnegara ini, kelapa yang terlalu tua akan menghasilkan santan yang mudah tengik, sedang kelapa yang terlalu muda santannya kurang gurih.

Untuk satu gelas dawet ayu khas Banjarnegara ini dapat anda nikmati hanya dengan harga Rp.4 ribu.

Selain dawet ayu, anda dapat menikmati beragam jajanan lain seperti kupat tahu, mie ayam, bakso, dan beberapa panganan lainya.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas