Kompiang Kayu Bakar, Inilah Kudapan Khas Daerah Manggarai, NTT, Cocok untuk Oleh-oleh
Jika berkunjung ke Manggarai, jangan lupa menjadikan Kompiang sebagai oleh-oleh.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Pos Kupang, Eugenius Moa
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Wilayah Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur, tak hanya terkenal oleh produksi kopi dan beras.
Daerah ini juga memiliki kompiang, panganan lokal yang sudah erat dengan nama Manggarai.
Kompiang. (Pos Kupang)
Jika berkunjung ke Manggarai, jangan lupa menjadikan Kompiang sebagai oleh-oleh.
Kompiang bisa langsung dimakan atau digoreng terlebih dulu. Kompiang paling nikmat disantap saat sore hari, ditemani kopi atau teh hangat.
Kompiang terbuat dari campuran tepung terigu, mentega, garam, minyak goreng, vermipan, dan wijen. Semua bahan itu dicampur dengan air, sesuai takaran.
Butuh waktu 12 jam untuk menyiapkan adonan kompiang.
Sebelum diolah, permukaan kompiang disiram wijen. Kompiang kemudian dibakar di atas loyang selama 15 menit.
Khatarina Henuk, pemilik kios kompiang Baba Cong, mengatakan rasa kompiang sangat tergantung pada adonan dan cara membakar.
Aslinya kompiang dibakar menggunakan kayu bakar.
“Di tempat lain ada yang pakai oven atau kompor gas,” kata Khatarina yang kiosnya terletak di Jalan Pasar Puni, Keluragan Pau, Kecamatan Langke Rembong.
Khatarina Henuk memulai usaha kompiang pada 2002.
Khatarina belajar membuat kompiang secara otodidak.
Berawal dari membandingkan kompiang buatan orang lain, Khatarina lalu membuat sendiri kompiangnya. Khatarina menjual kompiang buatannya ke kios-kios.
“Banyak pembeli bilang kompiang buatan saya enak. Pesanan mulai datang sampai sekarang,” kata perempuan yang disapa Aci Ciu kepada Tribun Kupang, Senin (26/10/2015).
Usaha rumah tangga Aci Ciu mampu memproduksi 800-1000 buah kompiang setiap hari.
Harga kompiang biasa Rp 1000 per buah, sedangkan kompiang daging babi Rp 6000 per buah.