Menikmati Mi Kepiting di Pantai Lancok, Aceh Utara, Ditemani Debur Ombak dan Semilir Angin
Sungguh rasanya luar biasa nikmat. Sembari menikmati mi kepiting, maka debur ombak menghantam tanggul menjadi musik tersendiri.
Editor: Malvyandie Haryadi
Setibanya di Lapangan Sepak Bola Bayu, jika Anda dari Medan menuju Banda Aceh, maka berbeloklah ke kanan.
Ikuti jalan aspal itu dan diujung jalan nyiur kepala melambai seakan mengucapkan selamat datang untuk pengunjung di kawasan wisata tersebut.
Kawasan wisata ini dibuka sekitar tiga tahun lalu.
Awalnya tiga orang warga lokal mendirikan pondok wisata. Kini berkembang menjadi puluhan.
“Dulu, lokasi ini sedikit sepi. Seiring promosi dari mulut ke mulut, maka lokasi ini semakin ramai,” ujar Rasyidah.
Untuk minuman, silakan memesan kelapa muda atau minuman botol lainnya.
Harga mi kepiting terbilang murah hanya Rp 25.000 per porsi, sedangkan kelapa muda sekitar Rp 10.000 per buah.
Harga ini tentu sangat terjangkau dompet pengunjung.
Bahkan, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk dan biaya parkir seperti obyek wisata lainnya.
Kawasan Pantai Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara yang berkurang keindahannya karena diselimuti kabut asap sejak sebulan terakhir. (KOMPAS.COM/MASRIADI)
Sayangnya, hari itu tidak ada langit nan membiru.
Langit Aceh terpapar kabut asap kiriman dari kebakaran hutan di Palembang dan Jambi sejak sebulan terakhir.
Sehingga, pengunjung tak bisa menikmati pantai dengan langit nan biru.
Siang mulai merangkak sore. Satu-satu pengunjung mulai meninggalkan lokasi.
Esok atau lusa mereka kan berkunjung lagi.
Bukan sekadar menghilangkan penat selepas bekerja, namun menikmati mi kepiting sembari mendengar deburan ombak dan semilir angin.