Berburu Barang Antik di Pasar Triwindu Solo, Pembayaran di Sini Juga Bisa dengan Barter Barang
Di sini ada radio tabung buatan Belanda dan Jerman yang diproduksi tahun 1930. Ada juga jam dinding buatan Jerman merk Junghaans.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Priatmojo
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Budaya Jawa yang kental membuat Solo selalu masuk daftar destinasi wisata yang patut dikunjungi di Indonesia.
Kota yang menyebut dirinya sebagai Spirit of Java tersebut menyuguhkan cerita dan benda sejarah yang selalu menarik perhatian.
Bahkan, bagi kolektor barang antik, Solo menjadi surga yang menyediakan beragam benda bernilai sejarah dan souvenir jadul.
Pasar Triwindu, Solo. (Tribun Jateng/Galih Priatmojo)
Pasar Windujenar atau yang lebih dikenal sebagai Pasar Triwindu menjadi sentranya.
Terletak di depan Pura Mangkunegara atau kawasan Ngarsopura di Jalan Diponegoro, pasar ini menawarkan berbagai barang antik yang boleh ditawar.
Tidak akan pernah bosan menyusuri los dan kios di pasar yang didirikan dalam rangka memeringati 24 tahun KGPAA Mangkunegara VII berkuasa pada 1939 ini.
Barang-barang jadul, mulai gramofon buatan eropa, pusaka, kamera tua, ukiran, peralatan rumah tangga lawas hingga mainan antik, ditawarkan pedagang.
Barang-barang ini dapat ditemukan di lantai satu pasar.
Sementara, di lantai dua, mayoritas barang yang ditawarkan berupa onderdil kendaraan tua.
Pasar Triwindu. (Tribun Jateng/Galih Priatmojo)
Salah seorang pedagang, Doni Saputra mengatakan, barang-barang antik yang dijualnya merupakan barang dari tahun 1930 hingga tahun 1960-an.
Wujudnya pun beragam. Radio tabung, lampu hias buatan Inggris lengkap dengan ornamen lukisan handmade, serta jam dinding asli buatan Jerman dan Rusia zaman Perang Dunia ke II pun ada di sini.
“Radio tabung buatan Belanda dan Jerman itu diproduksi tahun 1930. Ada juga jam dinding buatan Jerman merk Junghaans, jam kukluk handmade buatan Jerman juga, serta mainan mobil-mobilan tahun 1960-an buatan Inggris yang dikenal dengan Tintoys,” terangnya.
Pria yang sudah berdagang barang antik sejak 2008 itu menyebut, harga benda antik tersebut beragam.
Dari yang paling murah Rp 100 ribu hingga di atas Rp 4 juta. Harga ini tentu masih bisa ditawar.
Pembayaran tidak harus dalam bentuk uang. Jika ada yang cocok, transaksi jual beli juga bisa melalui barter.
Tips bagi Anda yang ingin berburu barang antik di Pasar Triwindu, perhatikan secara seksama barang yang akan dibeli.
Jika perlu, tanyakan kepada si penjual apakah benar barang tersebut asli buatan tempo dulu atau tidak.
Sebab, diantara barang antik dan lawas yang dijajakan juga terdapat produk baru berbentuk menyerupai barang-barang jadul.
Penjual pun akan menjelaskan kondisi barang jika Anda aktif bertanya.
Pasar Triwindu bisa dijangku menggunakan Batik Solo Trans (BST).
Anda yang dari arah barat atau kawasan Kartasura, bisa naik BST dan turun di Ngarsopuro. Tarif BST per Oktober 2015, Rp 4.500 per penumpang. (*)