Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Sangka Ada Hotel dalam Hutan? Ini Bukan di Luar Negeri Tapi di Taman Nasional Gunung Leuser

Di sini traveler akan merasakan suasana alam sepuasnya tanpa harus takut ada binatang buas, karena di penginapan tersebut sudah ada penjaga.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Siapa Sangka Ada Hotel dalam Hutan? Ini Bukan di Luar Negeri Tapi di Taman Nasional Gunung Leuser
Tribun Medan/Silfa Humairah
Hotel di tengah hutan Taman Nasional Gunung Leuser. 

Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Suara embusan angin dan arus sungai menjadi kombinasi pas saat bermalam di objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Tangkahan, Langkat Sumatera Utara.

Berada di tengah alam, sensasi itulah yang akan Anda dapatkan saat memenginap di TNGL.

Cocok untuk wisatawan yang ingin berlibur jauh dari rutinitas kota.

taman
Suasana hotel di Taman Nasional Gunung Leuser. (Tribun Medan/Silfa)

Jauh dari pemukiman, suara bising lalu lalang transportasi dan gedung bertingkat yang menghalangi pandangan.

Tangkahan menawarkan penginapan di tengah hutan TNGL, tepat di atas tebing sungai Sei Buluh Tangkahan, di kelilingi pohon-pohon rimbun dan aneka tanaman bunga beraneka warna.

Di sini traveler akan merasakan suasana alam sepuasnya tanpa harus takut ada binatang buas, karena di penginapan tersebut sudah ada penjaga.

BERITA TERKAIT

Yang perlu wisatawan lakukan hanya duduk menikmati keindahan dan kenikmatan makanan tradisional yang ditawarkan di penginapan Tangkahan.

Walaupun berada di tengah hutan, bukan berarti anda tidak bisa merasakan makanan enak, yap inilah sensasi menginap di Tangkahan.

Walaupun berada di tengah hutan, wisatawan tetap merasakan kenyamanan layalnya di hotel bintang lima tapi persi di hutan.

Yap, wisatawan tetap tidur di atas kasur yang empuk tapi dengan ranjang kayu dengan bahan kayu orisinil dari batang dan ranting.

HUTAN
Fasilitas restoran di hotel tersebut. (Tribun Medan/Silfa)

Begitu pula kamar mandi dengan air yang melimpah, dingin dan ada showernya.

Itu semua "dibungkus" dengan suasana pohon hidup di dalam kamar mandi serta ada ranting yang digantung dan batu yang ditempel sebagai penghias.

Seluruh bangunan penginapan juga berbahan dasar kayu berupa papan, tepas dan bambu.

Wisatawan juga mendapatkan keamanan serta listrik dan beberapa jaringan seluler untuk beberapa provider.

Beberapa bulan belakangan, listrik sudah masuk dan bisa wisatawan nikmati untuk melihat alam dengan sedikit penerang dari lampu.

Arni, penjaga penginapan, menuturkan sudah lebih dari 8 bulan listrik sudah masuk dan cukup menjadi penerang untuk lampu di kamar pengunjung penginapan.

"Penginapan ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi sebelumnya hanya menggunakan lampu teplok atau genset untuk penerang ruangan. Kini listrik sudah masuk dan bisa menerangi setiap kamar di penginapan ini," katanya.

Menurut Arni, penginapan juga menawarkan restoran dengan menu makanan tradisional, western dan asia.

"Kami juga tawarkan aneka menu makanan, karena banyak turis yang datang dari penjuru negara, sehingga kami juga menyediakan banyak jenis makanan dari beragam negara," katanya.

Harga makanan beragam mulai Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu. Begitu pula dengan penginapan hanya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Menurut Arni, wisata Tangkahan diminati turin mancanegara juga lokal. Biasanya ada juga kegiatan mahasiswa seperti penelitian atau praktik studi tour ke alam.

Bagi wisatawan yang tertarik menjelajahi alam TNGL, ada pemandu yang siap memandu dan menunjukkan surga yang tersembunyi di dalam TNGL, seperti air terjun, goa dan sumber air panas.

Hanya perlu mengeluarkan Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu, wisatawan bisa menjelajahi alam TNGL untuk biaya pemandu dan sewa ban dan pelampung untuk menyeberanyi sungai.

Untuk mencapai lokasi objek wisata tersebut wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Medan atau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan Bus Damri sampai Terminal Pinang Baris.

Lalu, dilanjutkan dengan Bus Pembangunan Semesta dengan membayar Rp 25.000 untuk sampai di Tangkahan.

Atau sekitar 3-4 jam mengendarai sepeda motor.

Untuk diketahui, kini akses menuju Tangkahan sudah tidak sesulit tahun lalu.

Belakangan, jalan sepanjang 50 kilometer menuju TNGL yang sebelumnya banyal jalan rusak berlubang kini sudah diaspal.

Hanya sekitar 7,5 kilometer jalan bebatuan untuk masuk ke kawasan Tangkahan yang belum diaspal.

Sesampainya di sana, traveler harus registrasi di Visitor Centre. Setelah itu, barulah dapat melakukan check in untuk akomodasi.

Bagi wisatawan yang tertarik menginap di hutan TNGL Tangkahan hanya cukup membawa perlengkapan pribadi atau juga bisa membeli di sana.

Pasalnya di sana juga menyediakan warung unuk keperluan pribadi seperti alat mandi, pakaian serta makanan dan minuman ringan.

Untuk ATM, wisatawan bisa terlebih dahulu mengambil uang tunai di ATM saat berada di Binjai atau Stabat.

Ada beberapa ATM di supermarket sekitar. Karen jika sudah memasuki kawasan Tangkahan, 50 kilometer ke dalam wisatawa hanya mendapatkan hutan dan beberapa pemukiman.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas